Karavan oiii... Wis Onok Cak di BanyuwangiÂ
Konsep Nomadic Tourism yang dikemukakan di Rakornas Pariwisata I, siap diimplementasikan Kabupaten Banyuwangi. Dalam waktu dekat, Banyuwangi akan meluncurkan fasilitas mobil karavan (rumah mobil) untuk memanjakan wisatawan.
Desain karavan ini sangat detail. Fasilitasnya super lengkap. Interiornya bernuansa rumah mini. Lengkap dengan fasilitas kulkas, Air Conditioner (AC), sofa kasur, hingga perlengkapan memasak. Seperti microwave dan kompor. Dengan bujet Rp 1,5 juta hingga Rp 2,5 juta, wisatawan sudah dapat berwisata dengan nyaman.
"Targetnya setelah lebaran sudah bisa dicoba, tapi karena sudah banyak yang meminta saat waktu liburan Idul Fitri jadi sudah bisa dicoba. Namanya Majesty Motor Home dengan melibatkan pihak swasta sebagai pembuat dan juga operatornya," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, MY Bramuda.
Bramuda mengatakan, rumah mobil bisa menjadi alternatif bagi wisatawan yang hanya memiliki waktu berlibur sedikit. Namun bisa maksimal menikmati destinasi wisata di Banyuwangi. Selain itu dapat mengurangi bujet wisatawan karena tidak perlu lagi menyewa penginapan.
"Jadi ini menjadi solusi untuk wisatawan yang punya waktu pendek. Misalkan dia siang dari bandara bisa langsung menuju destinasi wisata. Tidak perlu mencari penginapan lagi karena sudah bisa istirahat di mobil. Besoknya bisa langsung pulang," ujar Bramuda.
Rumah mobil dinilai efektif memangkas waktu berwisata. Seperti jarak antara wisata Gunung Ijen dengan Pulau Merah. Kedua destinasi ini berjarak hingga 3-4 jam.
Begitu juga jarak antar wisata Bangsring Underwater dengan destinasi surfing di Baluran, Taman Nasional Alas Purwo, yang juga butuh waktu hingga 3 jam.
Di tahap awal, mobil ini akan melayani empat rute objek wisata. Yakni Pantai Mustika, Pantai Pulau Merah, Taman Nasional Alas Purwo, dan Taman Nasional Baluran.
"Meski rutenya jauh, tapi kami yakin akan nyaman selama traveling. Karena kendaraannya dirancang khusus. Kursinya saja bisa diubah jadi tempat tidur yang nyaman. Ruangannya dirancang lapang agar penumpang lebih leluasa. Mobil ini juga memiliki sunroof," jelas Bramuda.
Perwakilan PT Mitra Persada Timur, Lukman Yani mengatakan selaku pengelola rumah mobil mengatakan, fasilitas rumah mobil sangat cocok untuk kondisi destinasi wisata di Banyuwangi. Terutama kondisi jarak tempuh yang jauh antara destinasi wisata favorit.
"Banyak spot di Banyuwangi yang indah. Tapi, butuh waktu untuk mencapainya. Dan, sering kali waktu wisatawan terbatas. Ini bisa jadi pilihan, enggak perlu repot sewa hotel," kata Lukman.
Lukman menjelaskan, saat ini pihaknya telah menyiapkan 10 unit mobil rumah di Banyuwangi. Detailnya, 5 unit mobil Grand Max dengan kapasitas ideal dua orang dewasa dan satu anak. Sementara untuk rumah mobil jenis elf, idealnya bisa digunakan untuk empat wisatawan.
"Jadi, kami menggabungkan moda transportasi dengan akomodasi. Khusus untuk toilet, kami bekerja sama dengan pengelola wisata-wisata di lokasi camping ground. Nantinya juga kita sediakan satu supir yang merangkap supir, tourguide serta bagian yang bersih-bersih. Jadi dia multitalent," katanya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi langkah Banyuwangi yang menggandeng pihak swasta. Khususnya untuk mengembangkan Nomadic Tourism. Menurutnya Banyuwangi sangat jeli dengan kelebihan yang dimilikinya.
"Nomadic Tourism itu relatif lebih mudah dibuat dan sangat cocok dikembangkan di Indonesia. Langkah Banyuwangi ini sudah sangat tepat. Dan sangat jeli melihat peluang. Ini solusi sementara untuk Selamanya," kata Menpar Arief Yahya.
Menpar juga menambahkan, Nomadic Tourism memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Treatmenya juga relatif mudah. Sangat ideal dikembangkan oleh para pelaku industri pariwisata, terutama untuk aksesibilitas dan amenitasnya. Sebab, konsep ini cepat memberikan keuntungan komersial.
"Aksesibilitas dan amenitas kekinian memang diperlukan untuk mendukung atraksi. Terlebih, destinasi pariwisata Indonesia unggul secara nature, culture, juga manmade." (*)