Karakteristik Ahli Surga dan Ahli Neraka, Ternyata Ini Tandanya
Soal karakter yang baik dalam kehidupan, telah diajarkan dalam Islam. Islam lebih mengedepankan akhlak ketimbang ibadah yang sifatnya ritualistik. Berikut Ustadz Ilham Zubair memberikan tausiyah untuk ngopibareng.id:
Dalam sebuah karyanya yg monomental (Ihya' Ulumiddin), Hujjatul Islam al-Ghazali mengutip dawuh Kanjeng Rasul terkait karekteristik ahli surga dan neraka:
الاادلكم على اهل الجنة : كل ضعيف مستضعف لواقسم على الله لابرّه واهل الناركل متكبرمستكبرجواظ
"Mari kutunjukkan kepadamu siapakah ahli surga itu. Yaitu setiap orang yg dianggap lemah. Namun kalau ia memohon dan berdemi Allah kepadaNya, pasti Allah akan mengabulkan. Dan ahli neraka ialah, setiap orang yang takabur dan membanggakan diri serta bersifat galak"
Dari dawuh Kanjeng Rasul tersebut bisa kita simpulkan, bahwa seseorang yang terkesan lemah menurut pandangan kita, baik dalam aspek ibadah atau pun mu'amalah, belum tentu lemah dalam pandangan Allah. Bisa jadi orang seperti itulah yang dimaksud Kanjeng Rasul yang menjadi ahli surga.
Begitu juga seseorang yang ahli ibadah, jika ia merasa ujub, sombong dan mudah meremehkan orang lain, bukan tidak mungkin ibadah yang dilakukannya akan mengantarkan dia menuju murka Allah, dan pada akhirnya ia akan menjadi ahli neraka.
Na'udzu billahi min dzalik!
اللهم اعناعلى ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
اللهم صل على سيدنامحمد
Demikian wallahu a’lam.
"Dari dawuh Kanjeng Rasul tersebut bisa kita simpulkan, bahwa seseorang yang terkesan lemah menurut pandangan kita, baik dalam aspek ibadah atau pun mu'amalah, belum tentu lemah dalam pandangan Allah. "