Kapten Bodoh..!! Senjata AS Roma Singkirkan Barcelona
Masih banyak yang tak percaya AS Roma bisa menyingkirkan Barcelona dari perebutan tiket semifinal Liga Champions. Apalagi mencetak tiga gol tanpa balas ke gawang klub yang diperkuat Lionel Messi, Rabu 11 April 2018, dinihari tadi. Apa rahasianya?
Tentu saja, salah satunya adalah keberanian Pelatih Roma mengubah skema fanatik 4-3-3 menjadi 4-3-2-1. Sementara di atas lapangan, kunci suksesnya karena AS Roma punya "kapten bodoh" bernama De Rossi.
Pemain berusia 35 tahun ini membuat dua keputusan penting. Satu umpan terukur kepada Dzeko ketika pertandingan baru berjalan enam menit yang akhirnya berbuah gol.
Satu lagi adalah keputusannya mengambil tanggungjawab sebagai algojo penalti pada menit 58. Eksekusi berjalan mulus. Gol ini membuat semangat pemain AS Roma makin menggelegar dalam mengejar satu gol lagi untuk memastikan tiket semifinal. Lho, kenapa disebut kapten bodoh??
Begini, De Rossi lahir dari keluarga pesepak bola. Ayahnya, Alberto De Rossi juga seorang pesepakbola dan menjadi AS Roma Primavera. De Rossi bergabung dengan AS Roma junior di tahun 2000. Sebelumnya, De Rossi bermain untuk klub Ostia Mare, klub dari kota Roma, dan bermain sebagai penyerang tengah. Hanya butuh satu tahun bagi De Rossi untuk bisa merasakan panasnya persaingan di level senior.
Umurnya saat itu masih 18 tahun saat dia menjalani debut profesionalnya bersama AS Roma kala melawan Anderlecht di Liga Champions pada 10 Oktober 2001 . Di musim itu, De Rossi juga mencatatkan tiga pertandingan di gelaran Coppa Italia.
Di Serie A, debut De Rossi terjadi pada musim selanjutnya saat melawan Como pada 25 Januari 2003. Sebuah debut yang tidak akan pernah De Rossi lupakan.
Musim 2005/2006, De Rossi mengenakan ban kapten AS Roma saat melawan Middlesbrough dalam gelaran Piala UEFA (kini Liga Europa). Di akhir musim, De Rossi mendapatkan gelar Pemain Muda Terbaik Serie A.
Di tahun yang sama, De Rossi bersama Simone Perotta dan Francesco Totti membela timnas Italia di ajang Piala Dunia 2006. Sebuah turnamen internasional yang melambungkan namanya. Sebuah gelar juara Piala Dunia di umur yang baru menginjak 22 tahun. Bahkan, De Rossi adalah pemain termuda Italia saat itu.
Singkat cerita, penampilan cemerlang di usia muda membuka De Rossi banjir pinangan dari klub-klub kaya. Namun bodohnya, De Rossi enggan pindah klub atas nama cinta. Padahal, di luar AS Roma, gaji besar dan berlipat ganda sudah menantinya.
Saat umurnya telah senja, De Rossi masih laku untuk ditawarkan ke klub lain. Maklum penampilan stabil dan bisa berperan di berbagai posisi. Salah satu klub yang meminangnya adalah Manchester City saat masih dipegang pelatih Roberto Mancini.
Namun kebodohan De Rossi sudah terlanjur dirawatnya. Tetap saja, tak tak mau menerima pinangan Mancini. Banyak orang bilang, De Rossi akan menyesali keputusannya bertahan di AS Roma dengan gaji kecil.
Mungkin, di dalam hatinya, Roma adalah segalanya. Cinta sudah membuatnya buta akan harta. Bermain dengan rasa cinta dibuktikannya saat melawan Barcelona. Kapten bodoh itu telah menggoreskan tinta sejarah yang tak akan mudah dilupa. (tom)