Kapolres Dinilai Arogan, Anggota Polres Blitar Mengundurkan Diri
Kasat Sabhara Polres Blitar, AKP Agus Hendro Tri Susetyo, mendatangi Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim), pada Kamis 1 September 2020. Hal tersebut ia lakukan, karena dirinya ingin mundur dari anggota kepolisian.
Agus mengatakan jika alasan dari pengunduran dirinya tersebut lantaran kecewa atas perlakuan Kapolres Blitar, AKBP Ahmad Fanani Prasetyo. Ia mengaku sakit hati atas tindakan dari atasannya itu.
“Jadi hari ini saya resmi mengundurkan diri kepada Bapak Kapolda, tembusannya Bapak Kapolri. Hati saya tidak bisa menerima, selaku manusia dengan arogansi Kapolres saya,” kata Agus, saat berada di Polda Jatim.
Bentuk arogansi yang diterimanya, kata Agus, berupa keluarnya kata kasar ketika atasannya tersebut sedang marah. Mulai dari menyebut nama binatang hingga olokan seperti transgender.
“Setiap beliau marah, ada yang tidak cocok itu makian kasar yang diucapkan. Mohon maaf, kadang sampai menyebut binatang, bajingan dan lain-lain. Yang terakhir, hanya mengatakan bencong, tidak berguna, banci, lemah dan lain-lain,” jelasnya.
Tak hanya itu, Kapolres Blitar ditengarai juga kerap melakukan pencopotan jabatan anggotanya, yang dinilai tidak sesuai harapan. Tindakannya tersebut pun tak hanya terjadi sekali, namun berulang.
“Sebenarnya saya ini sudah akumulasi dari senior saya. Akumulasi kasat yang lain,“ ungkapnya. Kadang main copot jabatan. Emangnya kalau copot orang itu bisa lebih baik? Belum tentu kan?,” ungkap Agus.
Padahal menurut Agus, Kapolres Blitar tersebut tidak pernah melakukan arahan, jika anggotanya bersalah. Selain itu, para petugas pun sudah bekerja keras selama adanya pandemi Covid-19 ini.
“Kita kan sudah sama-sama bekerja setiap hari siang dan malam demi masyarakat kita dalam memutus mata rantai Covid-19. Sebenernya kan kalau salah dibina, bukan dimaki terus-terusan,” tutupnya.
Atas keputusan tersebut, Agus meminta maaf kepada keluarga, dan masyarakat Blitar karena telah menanggalkan jabatanya itu. Dia pun berharap agar Kapolres Blitar dapat memahami perasaan anggotanya.
“Saya sudah siap untuk mengundurkan diri, ini masalah hati. Sebenarnya pimpinan harus tau, setiap orang itu tidak sama, punya hati yang berbeda. Untuk masyarakat blitar, saya mohon maaf, karena saya juga ketua Pencak Dor di Blitar,” tutupnya.