Kapolda Metro Apresiasi Aksi Buruh di DPR Berlangsung Tertib
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Gatot Eddy Pramono mengapresiasi aksi buruh di depan Gedung DPR Senayan di Patung Kuda yang berlangsung tertib, tanpa menimbulkan kericuhan.
Bahkan Gatot menemui massa buruh yang sedang berdemonstrasi di sekitar gedung DPR, Jakarta dan menyalami massa buruh dan menyampaikan ucapan terima kasih.
Kedatangan Irjen Gatot datang menemui massa buruh disambut massa.
"Hidup polisi!" teriak orator dari atas mobil komando menyambut kedatangan Irjen Gatot di tengah-tengah massa buruh.
"Hidup!" teriak massa membalas.
Perwira yang pernah menjabat Kapolres Blitar ini mengatakan aksi massa buruh yang berlangsung tertib ini merupakan cara yang benar dalam menyampaikan aspirasi.
"Pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, apresiasi yang setinggi-tingginya, kepada sahabat-sahabat saya, teman-teman saya, dari buruh yang datang. Saya lihat sangat banyak hari ini tapi kegiatan dilaksanakan sangat tertib. Saya kira inilah cara-cara penyampaian aspirasi yang benar," katanya.
Gatot menambahkan, masyarakat dilindungi undang-undang dalam menyampaikan pendapat di muka umum. Namun dia berharap aspirasi disampaikan dengan tertib dan tidak melanggar aturan. Karena itu, dia mengapresiasi massa buruh yang tetap tertib dalam aksi demonstrasi hari ini.
"Ini dapat dicontoh oleh elemen-elemen masyarakat lainnya baik per orang atau lain sebagainya untuk menyampaikan apsirasinya kepada siapa pun juga. Karena itu memang dilindungi undang-undang," katanya.
Gatot kemudian mengucapkan terima kasih kepada massa sebelum meninggalkan massa aksi. "Hidup buruh! Hidup buruh! Hidup buruh!" teriak Gatot.
Massa buruh dari aliansi Konfederasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (KSPMI), yang berdemonstrasi di kawasan gedung DPR, menolak rencana pemerintah merevisi UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Massa juga meminta Jokowi mendukung buruh.
Ketua Harian KSPMI Muhammad Rusdi mengatakan KSPMI terdiri atas sembilan federasi buruh dari multisektor industri, di antaranya sektor semen, kimia, energi pertambangan, jasa, otomotif, farmasi, dan kesehatan.
"Kami ingin bertemu dengan pimpinan DPR untuk memastikan kesejahteraan buruh ini meningkat, bukan dikurangi. Nah, kami melihat kebijakan Pak Jokowi di 5 tahun kemarin yang tidak proburuh. Ini sepertinya akan kembali tidak proburuh," kata Rusdi.
Rusdi menambahkan, Jokowi dalam berbagai pernyataannya menyatakan akan merevisi UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pada akhir Desember nanti. Massa menolak rencana revisi itu karena isinya dinilai sangat membahayakan bagi buruh dan anak-anak buruh.
Yang paling penting, kata Rusdi, akan terjadi pasar kerja yang fleksibel, status kerja dan hubungan kerja yang fleksibel. Buruh akan mudah direkrut dan mudah dikenai PHK tanpa pesangon.
"Kalau kita mengenal sebelumnya outsourcing itu sangat mengerikan, ke depan outsourcing akan dipermudah, kontrak akan dipermudah dan juga pemagangan bukan bagi yang masih sekolah atau kuliah, tapi bagi yang sudah lulus sekolah, lulus kuliah. Ini adalah perbudakan model baru," katanya.(asm)