Kapal Terbakar, Bagaimana Kisah Penyelamatan 21 Penumpang
Terbakarnya Kapal Layar Motor (KLM) Wahyu Ilahi 02 di perairan Bima, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Kamis siang 30 Agustus lalu, menyisakan sejumlah kisah di benak para penumpangnya. Mereka merasakan sepenggal kisah heroik saat sejumlah anak buah kapal (ABK) Kapal Motor (KM) Sejahtera Nagoya 04 menyelamatkan 21 penumpang KLM Wahyu Iahi 02.
KM Sejahtera Nagoya 04 akhirnya melabuhkan ke-21 penumpang itu di Pelabuhan Perikanan Mayangan (PPM) Kota Probolinggo, Minggu malam, 2 September. Untuk sementara mereka ditampung di Stasiun Radio Pantai, KSOP Tanjung Tembaga, yang bertetangga dengan PPM.
“Menurut rencana, Rabu, 4 September mendatang, mereka akan kita lepas untuk melanjutkan perjalanan ke Jenaponto, Sulawesi Selatan, sesuai tujuan mereka semula,” ujar Kapolresta AKBP Alfian Nurrizal saat meninjau penampungan para penumpang, Senin, 3 September. Mereka akan bertolak dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya menuju Jeneponto, Sulsel.
Haryanto, salah seorang penumpang KLM Wahyu Ilahi 02 mengisahkan detik-detik ketika kapal yang ditumpanginya terbakar, Kamis siang sekitar pukul 10.30 WITA, 30 Agustus lalu. Tiba-tiba terdengar ledakan disusul kobaran api di lambung kapal dengan rute Marapokot, Kabupaten Nagekeo, NTT menuju Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel).
“Saya mendengar bunyi ledakan dari ruang mesin, tidak tahu apa yang meledak, yang jelas setelah itu muncul kobaran api. Semua penumpang panik,” ujar Haryanto.
Tiadanya pelampung membuat para penumpang langsung menceburkan diri ke laut, kemudian berenang. Mereka yang tidak bisa berenang, naik apa pun barang yang bisa dijadikan pelampung.
Yang membuat Haryanto semakin khawatir, para penumpang perempuan semuanya tidak bisa berenang. Belum lagi masih ada tiga anak-anak, juga tidak bisa berenang. “Sehingga para Bapak, harus menggendong anaknya di punggung saat berenang di laut,” ujarnya.
Setelah terapung-apung di laut sekitar setengah jam, kata Haryanto, tiba-tiba muncul KM Sejahtera Nagoya 04. “Pertolongan Tuhan akhirnya dengan munculnya sebuah kapal di dekat KLM Wahyu Ilahi 02 yang terbakar,” ujarnya.
Roni, ABK KM Sejahtera Nagoya 04 membenarkan, kapalnya berusaha menolong para penumpang yang berhamburan di laut lepas. “Kapal kami sebenarnya tidak satu jalur, tetapi begitu mengetahui ada kapal yang terbakar, nakhoda mengarahkan kapal berbalik arah untuk memberikan pertolongan,” ujarnya.
Penyelamatan para penumpang itu benar-benar dramatis. “Saya menyaksikan sendiri para penumpang naik barang apa saja asal bisa mengapung. Bahkan ada yang naik sejumlah buah kelapa yang dibungkus karung,” katanya.
Dengan cepat, sebanyak 10 ABK KM Sejahtera Nagoya 04 melompat ke laut untuk meraih para penumpang yang “berserakan” di laut.
Akhirnya dengan menaiki KM Sejahtera Nagoya 04, 21 penumpang KLM Wahyu Ilahi 02 melanjutkan perjalanan. Minggu malam sekitar pukul 19.30, kapal tersebut merapat di PPM, Probolinggo.
Setelah itu dengan bus milik Polresta Probolinggo, 21 penumpang KLM itu diangkut ke penampungan di Stasiun Radio Pantai, KSOP Probolinggo.
Kapolresta Probolinggo, AKBP Alfian Nurrizal mengatakan, 21 korban ini merupakan warga Jeneponto, Sulsel yang berlayar dari NTT menuju kampung halamannya. Mereka terdiri dari 18 orang dewasa, 3 anak-anak dibawah umur.
Ke-21 penumpang itu, terdiri dari 14 penumpang dan 7 awak buah kapal (ABK). Terinci, 17 laki-laki dan 4 perempuan. Masing-masing, Rahan Naba (Kapten KLM Wahyu Ilahi 02), Rizal Anto (Kepala Kamar Mesin KLM Wahyu Ilahi 02), dan lima ABK KLM Wahyu Ilahi 02 yakni, Hendry, Hendra, Ryang, Akbar Liwang, Lukman.
Serta 14 penumpang yaitu, Haryanto, Chichi, Bone, Nita, Mila, Asni, Gerson, Dg Baha, Narnia, Ruslan, Sangkala dan tiga anak kecil yakni, Ardi, Reskiah, Riska.
Tak hanya memuat manusia, kapal nahas itu juga membuat ratusan hewan ternak: 100 sapi, 20 kerbau, 50 kuda, dan 100 kambing. Dari ratusan ternak itu hanya dua ekor kambing yang berhasil diselamatkan saat kapal terbakar.
“Syukurlah, semua penumpang KLM, juga nakhoda, kepala kamar mesin, dan lima ABK selamat,” ujar Kapolresta. Kerugian material ditaksir sekitar Rp 4 miliar. (isa)