Kapal Tenggelam di Gilimanuk Bali, Pencarian Dihentikan Sementara
Pelabuhan penyeberangan Ketapang-Gilimanuk ditutup sementara. Penutupan dilakukan karena gelombang selat Bali sedang tinggi sehingga bisa membahayakan kapal penyeberangan. Gelombang selat Bali mencapai 4 meter. Cuaca buruk juga menyebabkan operasi pencarian penumpang kapal tenggelam KMP Yunicee dihentikan sementara.
"Sementara memang ditutup, ini keputusan di teman-teman untuk menutup pelabuhan," jelas Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi, Letkol Marinir Benyamin Ginting, Selasa, 29 Juni 2021.
Dia menambahkan, pihaknya memang menyarankan kepada BPTD untuk menutup sementara jalur pelayaran Ketapang Gilimanuk. Sebab, kondisi gelombang saat ini mencapai empat meter.
"Kami sudah sampaikan pada BPTD untuk menunda (pelayaran) sampai pukul 22.00 WIB. Nanti pukul 22.00 WIB dilakukan evaluasi kalau memang ombak sudah mereda baru kapal boleh diberangkatkan," tegasnya.
Selain itu, proses pencarian penumpang kapal KPM Yunicee yang tenggelam sekitar pukul 19:20 waktu Bali dihentikan sementara, hingga cuaca kembali kondusif.
Hingga berita diturunkan, otoritas setempat menyebut terdapat 41 penumpang kapal KMP Yunicee ketika tenggelam.Sebanyak 33 penumpang berhasil dievakuasi dengan selamat, dan enam penumpang meninggal berada di Gilimanuk. Tim SAR kini berupaya mencari 14 penumpang hilang sesuai dengan manifes.
Sedangkan, pengamatan Ngopibareng.id, total terdapat 40 penumpang selamat yang berhasil menepi di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. Sebanyak 17 orang menumpang kapal KMP Samudera Utama, dan sebanyak 23 orang menumpang kapal SMS Swadaya.
Sementara, cuaca buruk dan ditutupnya Pelabuhan Ketapang menyebabkan antrean kendaraan yang hendak menyebrang ke Bali, menumpuk. Area parkir pelabuhan Ketapang sudah penuh dengan kendaraan yang hendak menyeberang.
Tidak hanya di area parkir, antrean kendaraan bahkan sudah meluber ke jalan raya di depan pelabuhan Ketapang. Rata-rata mereka sudah antre beberapa jam.
Seorang penumpang bus, Imam Bustomi, 33 tahun, menyatakan, bus yang ditumpanginya sudah sekitar dua jam berada di pintu masuk pelabuhan Ketapang. Dia mendapatkan informasi dari kru bus bahwa pelabuhan Ketapang ditutup. "Ini masih menunggu, pelabuhan masih ditutup," ujar pria asal Babat, Kabupaten Lamongan ini.