Kapal-kapal di Gugus Karang Whitsun, Filipina Panggil Dubes China
Kementerian Luar Negeri Filipina memanggil Duta Besar China di Manila Huang Xilian guna menyampaikan protes atas keberadaan ratusan kapal Beijing di wilayah perairan mereka, di Laut China Selatan.
Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin menyatakan, bahwa mereka memanggil Huang pada awal pekan ini untuk menyatakan "ketidaksenangan" Manila atas pergerakan kapal-kapal China di Gugus Karang Whitsun yang menjadi rebutan Beijing dan Manila.
"Kami mengulangi permintaan agar semua kapal China pergi segera dari perairan Filipina," kata Locsin seperti dilansir CNN, Selasa 13 April 2021.
Locsin mengatakan, sembilan kapal China masih berdiam di Whitsun Reef.
“Banyak perahu China lainnya yang tersebar di Kepulauan Spratly,” kata Locsin.
Angkatan Bersenjata Filipina bahkan telah mengirim sejumlah pesawat tempur ringan untuk menggertak ratusan kapal China di perairan tersebut.
"Ayo, waktunya pergi," kata Locsin melalui kicauan di Twitter merujuk pada kapal-kapal China.
Dia juga menulis, "Meski mungkin merupakan zona tangkap ikan tradisional, tradisi harus tunduk pada hukum."
Locsin melontarkan pernyataan ini setelah sebanyak 200 kapal nelayan China tertambat di gugus karang Whitsun yang termasuk dalam Zona Eksklusif Ekonomi (ZEE) Filipina.
Selain Filipina, Vietnam juga merasa risih dengan kehadiran ratusan kapal nelayan China itu. Vietnam juga telah mengerahkan kapal perangnya ke perairan itu untuk memantau pergerakan kapal China.
Pada 2019, Filipina juga pernah memanggil dubes China di Manila setelah kapal Tiongkok menenggelamkan kapal nelayan Filipina di Reed Bank.
China terus mengabaikan keputusan Mahkamah Arbitrase Internasional pada 2016 yang menyatakan klaim historisnya atas sebagian besar kawasan Laut China Selatan tidak berdasar.
Beijing tetap membangun instalasi militer di sejumlah kawasan Laut China Selatan dan bahkan mengerahkan ratusan kapal penangkap ikan dan kapal milisi ke berbagai area di perairan itu demi menegaskan klaimnya.
Amerika Serikat, sekutu utama Filipina dan musuh China, memperingatkan Beijing terkait keagresifan mereka di Laut China Selatan.