Kapal Barang Israel Diserang Rudal, Diduga Dilakukan Iran
Kapal barang milik salah satu perusahaan Israel bernama Hyperion Ray, diserang di dekat lepas pantai Uni Emirat Arab (UEA) pada Selasa 13 April 2021. Penyerangan tersebut diketahui terjadi sekitar dua hari setelah insiden sabotase di fasilitas pengayaan uranium Natanz, Iran.
Menurut dua sumber keamanan maritim setempat mengatakan kapal tersebut diserang menggunakan rudal di dekat pelabuhan Fujairah. Diketahui, kapal Hyperion Ray yang berbendera Bahama itu memang dalam perjalanan menuju Pelabuhan Fujairah, UEA, setelah melego jangkar selama 48 jam di Pelabuhan Mina Al Ahmadi, Kuwait.
Namun dalam aksi penyerangan ini belum ada laporan mengenai korban jiwa, hanya saja ada korban luka-luka dalam peristiwa tersebut.
Sementara dilansir Reuters, Kamis 15 April 2021 Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menolak memberikan pernyataan ketika diminta konfirmasi terkait kejadian itu.
Padahal, Kementerian Perhubungan Israel melalui juru bicara menyatakan tahu soal laporan peristiwa itu, tetapi mereka tidak memberikan konfirmasi. Bahkan, pengelola pelabuhan dan aparat keamanan maritim Uni Emirat Arab juga tidak memberikan pernyataan apapun.
Diketahui pada Maret lalu, kapal pengangkut peti kemas Helios Ray juga diserang di Teluk Oman. Pemilik kapal Helios Ray dan Hyperion Ray dilaporkan sama.
Iran menyatakan berjanji akan membalas Israel karena dituduh berada di balik sabotase fasilitas nuklir mereka pada akhir pekan lalu. Selepas insiden itu, Iran menyatakan akan menaikkan tingkat pengayaan uranium menjadi 60 persen.
Peringatan Iran membuat sejumlah pihak prihatin karena mereka mereka hanya sekitar selangkah lagi untuk membuat tingkat pengayaan uranium hingga 90 persen yang bisa dipakai untuk membuat senjata nuklir.
Iran Bebaskan Kapal Tanker Korsel
Sementara itu, Iran akhirnya melepaskan kapal tanker dan kapten berbendera Korea Selatan yang disita sejak Januari lalu.
Mengutip AFP, Jumat 9 April 2021, Kementerian Luar Negeri Korsel mengatakan kapal itu telah berlayar dengan selamat saat itu.
Korps Garda Revolusi Iran menangkap kapal tanker berbendera Korea Selatan, MT Hankuk Chemi dan 20 awaknya, di Teluk Persia. Awak kapal berkewarganegaraan Korea Selatan, Indonesia, Vietnam dan Myanmar ikut ditahan dalam penangkapan tersebut.
Iran menyita kapal itu karena dianggap mencemari teluk dengan bahan kimia. Mereka menyebut kapal tanker Hankuk Chemi itu membawa 7.200 ton etanol.
Penyitaan ini terjadi di tengah ketegangan Iran dan Korsel setelah Seoul membekukan akses sejumlah aset Teheran yang tersimpan di beberapa bank Negeri Ginseng.
Pembekuan aset dilakukan Korsel menuruti sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat terhadap Iran. Pada Februari lalu Iran setuju membebaskan semua awak kecuali kapten, akan tetapi sebagian besar memilih untuk tetap di kapal.
Pada bulan yang sama, Seoul mengatakan keduanya setuju untuk mencairkan dana US$7 miliar miliki Iran yang tersimpan di beberapa bank Negeri Ginseng, tetapi harus menunggu persetujuan AS.
Namun Kementerian Luar Negeri Korea Selatan tidak menyinggung mengenai uang tersebut dalam pernyataannya hari ini.
Teheran berulang kali membantah bahwa penyitaan kapal itu terkait dengan masalah dana. Iran merupakan pemasok minyak utama bagi Korea Selatan sebelum diblokir oleh AS.
Advertisement