500 Pengemudi Bentor Surabaya Datangi Kantor Gubernur Jatim
Kantor Gubernur Jawa Timur kembali diramaikan oleh aksi demonstrasi, setelah kemarin didatangi oleh Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jatim, hari ini, Jum'at 2 Agustus 2019 giliran pengemudi Becak Motor (Bentor) di Surabaya mendatangi kantor yang berada di Jalan Pahlawan tersebut.
Sekitar 500 pengemudi bentor melakukan aksi unjuk rasa sejak pukul 13.00 WIB hingga 15.00 WIB. Kedatangan mereka bermaksud untuk meminta bantuan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur agar mereka tetap bisa bekerja seperti hari-hari sebelumnya.
Hal ini dikarenakan beberapa kali para pengemudi bentor yang mangkal di sekitaran Pusat Grosir Surabaya sering terkena razia oleh Satpol PP Surabaya.
Koordinator Bentor, Salim, mengatakan bahwa aksi sekedar memohon kepada pemerintah agar para pengemudi bentor diperbolehkan bekerja, khususnya mengangkut barang barang.
Pasalnya, lanjut Salim, beberapa kali beberapa bentor yang mangkal di depan Pusat Grosir Surabaya dan beberapa tempat lainnya, langsung diobrak petugas Satpol PP. Hal ini membuat pengemudi bentor jadi tidak bisa mencari nafkah untuk keluarga.
"Bentor-bentornya itu dibawa Satpol PP dan diangkut. Kalau mau ambil, harus bayar antara 52 ribu sampai 100 ribu rupiah. Kita mau cari nafkah untuk keluarga jadi terhambat," ucap Salim di depan Kantor Gubernur Jawa Timur, Jumat 2 Agustus 2019.
Salim dan rekan pengemudi bentor yang lain mengaku tidak tahu apa kesalahannya hingga harus diangkut bentornya. Sebab, bentor diangkut saat sedang berhenti. Bahkan, pemilik bentor rata-rata juga memiliki surat kepemilikan.
"Waktu diangkut saya sempat tanya ke petugas kenapa dibawa? Tapi Satpol PP hanya bilang ini perintah atasan," kata Salim menirukan Satpol PP
Salah satu pengemudi bentor yang mangkal di PGS Surabaya, Basuni mengatakan bahwa dirinya kerap terkena razia oleh Satpol PP. Dirinya mengaku merogoh kocek hingga 100 ribu untuk menebus kendaraannya tersebut.
"Saya sudah empat kali mas kena, kok apes, kita ini kerja apa dikerjain. Wong tujuan kita untuk mencari sandang pangan, tolong jangan dipersulit," keluhnya.
Dirinya berharap Gubernur Jatim agar bisa mendengar keluh kesah dari pengemudi bentor yang sering dirugikan atas kesewenangan Satpol PP Surabaya.
"Harapannya Bu Khofifah dengar suara kita dan membantu supaya kita ini bisa kerja tidak dengan gangguan. Kita di sini aksi damai cuma ingin menyampaikan ke Ibu Gubernur," harapnya.
Massa akhirnya membubarkan diri sekitar pukul 15.30 WIB. Aksi ini sempat akan dibubarkan oleh pihak kepolisian lantaran tidak berizin. Namun, atas dasar kemanusian serta berani menjamin tidak akan rusuh, aksi akhirnya diperbolehkan. (faq)