Kanker Melanoma Banyak Menyerang Wanita Usia Muda Seperti Menantu Hatta Rajasa, Apa Pemicunya?
Kasus kanker melanoma, kanker kulit paling mematikan, meningkat terutama di kalangan wanita usia muda. Kabar terbaru seperti terjadi pada Adara Taista, menantu mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, yang meninggal karena melanoma.
Kabar ini membuat banyak orang ingin tahu lebih banyak soal penyakit ini. Apa itu melanoma? Melanoma jenis kanker kulit yang berawal dari sel-sel yang memproduksi pigmen kulit dan disebut malanocytes.
Sel-sel inilah yang memproduksi melanin, yang bertanggung jawab atas adanya warna pada kulit, mata, dan rambut.
Menurut National Cancer Institute di Amerika Serikat, hanya 2 persen dari kanker kulit yang berjenis melanoma, jadi jenis ini memang langka tapi berbahaya. Bahkan melanoma disebut sebagai jenis kanker kulit yang paling mematikan.
“Melanoma memang jenis yang paling jarang terjadi, tapi kanker kulit yang paling serius,” jelas dermatolog Doris Day kepada Live Science.
Melanoma Kanker Pembunuh Kedua
The American Academy of Dermatology dan Asosiasi Amerika Utara dari Central Cancer Registries menyatakan, kanker melanoma kini bentuk kanker paling umum kedua yang menyerang wanita 15-29 tahun. Lebih dari 3.000 wanita meninggal karena melanoma sejak Januari lalu hingga kini, seperti dikutip Tech Times.
Terpaan sinar matahari bisa meningkatkan risiko kanker kulit. Banyak kasus melanoma disebabkan sering berjemur demi mendapatkan kulit lebih gelap, padahal mereka mendapatkan dosis cahaya ultraviolet (UV) yang terkonsentrasi.
Selain sinar UV, US Centers for Disease Control and Prevention menyebut, ada hal-hal lain yang dapat meningkatkan risiko kanker kulit melanoma. Hal lain itu adalah beberapa perawatan kesehatan yang juga bisa meningkatkan risiko kanker kulit.
Tahi Lalat Berlebihan
Salah satu faktor penyebab melanoma adalah terlalu banyak terpapar sinar matahari. Ketika sinar matahari mengenai melanocytes, sinar itu membuat pigmen melanin semakin banyak dan membuat kulit semakin gelap.
Menurut Institut Kanker Nasional Amerika Serikat, melanoma biasanya diawali dengan bentuk tahi lalat. Orang yang memiliki lebih dari 50 tahi lalat di tubuhnya lebih rentan terserang melanoma.
Selain itu, orang berkulit terang atau putih juga lebih rentan terserang melanoma karena kadar pigmen yang lebih sedikit, sehingga lebih mudah terpapar sinar ultraviolet. Konon, ras Kaukasia berisiko terserang melanoma 30 kali lipat dibanding keturunan Afrika.
Tumor melanoma paling sering muncul di area tubuh yang sering terkena sinar matahari, seperti wajah, kepala, tangan, dan kaki. Tapi tak jarang juga tumor ini tumbuh di mata atau usus kecil.
“Saya pernah mendapat pasien yang mengalami melanoma di pusar dan area itu bukan yang sering terkena sinar matahari,” ujar Day.
Bagaimana mengobati melanoma? “Bila kedalamannya kurang dari 1 milimeter, kami masih bisa mengiris dan membuangnya,” ungkap Day.
Namun bila melanoma sudah menyebar ke bagian tubuh yang lain, penanganannya pun semakin sulit. Area penyebaran yang paling sering adalah otak dan paru-paru, sehingga pasien harus menjalani tes sinar X dan pindai otak untuk mengetahui penyebaran kanker itu.
Diet Ketat Merusak Nutrisi Tubuh
Andrew Alexis, Ketua Dermatologi di Mount Sinai West and Mount Sinai St. Luke’s di New York, Amerika Serikat, menuturkan kondisi kesehatan dan perawatan yang menekan sistem kekebalan dapat meningkatkan risiko kanker kulit dan kerusakan akibat sinar matahari. Perawatan ini termasuk terapi imunosupresan untuk psoriasis, lupus, atau kondisi rematik, dan kemoterapi.
Diet juga dipercaya memiliki dampak besar pada risiko kanker kulit melanoma. Orang yang kekurangan vitamin B3 meningkatkan kepekaan terhadap matahari, yang berarti meningkatkan risiko kanker kulit. Nutrisi yang bagus dapat ditemukan dalam daging, kacang tanah, jamur, dan biji-bijian. Makanan tertentu, seperti limau dan seledri, juga dapat menghasilkan reaksi seperti terbakar matahari atau sunburn. (*)