Kanker Makin Meningkat di Indonesia, Ini Sikap Muhammadiyah
Kanker merupakan salah satu penyakit mematikan yang termasuk penyakit tidak menular (Non-Communicable Disease). Dari Hasil Riset kesehatan Dasar Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (RISKESDAS) disebutkan, terjadi kenaikan angka prevalensi terhadap penyakit kanker pada usia lebih dari atau sama dengan 15 Tahun sebanyak 10,9 persen pada tahun 2018, dibandingkan tahun 2013 yang angkanya 7 persen.
Menurut Ketua Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Winny Setyonugroho, salah satu penyebab kenaikan tersebut adalah karena perilaku merokok.
"Hasil Sirkemas pada 2016 menunjukan bahwa terjadi kenaikan konsumsi tembakau yang dihisap maupun dikunyah oleh usia 15 tahun ke atas. Ini memang memilukan dari 32.8 menjadi 33.8," tuturnya, dalam keterangan dikutip ngopibareng.id, Jumat 29 Maret 2019.
Ia juga mengemukakan kenaikan tersebut juga dibarengi dengan kenaikan perokok pada penduduk umur 10-18 tahun yaitu 7.2 pada tahun 2013, 8.8 pada tahun 2016 dan 9.1 pada tahun 2018 menurut Riskesdas.
Dalam acara wokrshop pengendalian tembakau di Indonesia di Hotel Neo+ Awana Yogyakarta pada Kamis 28 Maret kemarin, MTCC UMY bekerja sama dengan Muhammadiyah Tobacco Control Network Indonesia serta Pimpinan Wilayah Aisyiyah DIY, Jawa Tengan dan Jawa Timur beserta Organisasi Otonom di lingkungan Muhammadiyah. Mereka sepakat dan menegaskan rokok hukumnya haram sesuai dengan Hukum Merokok Majelis Tarjih dan Tajdid Nomor 6/SM/MTT/III/2010.
Dalam acara ini juga dilakukan penandatanganan yang menegaskan bahwa Indonesia darurat kawasan tanpa merokok juga regulasi iklan, reklame, promosi, display, dan sponsorship, serta segala jenis produk rokok yang perlu lebih dikendalikan oleh pemerintah.(adi)
"Hasil Sirkemas pada 2016 menunjukan bahwa terjadi kenaikan konsumsi tembakau yang dihisap maupun dikunyah oleh usia 15 tahun ke atas. Ini memang memilukan dari 32.8 menjadi 33.8".
Advertisement