"Kancah Plek" Antarkan Mahasiswa UNUSA Terima Hibah PKM 2018 dari Kemenristekdikti
Prestasi demi prestasi terus ditorehkan civitas akademika Universitas NU Surabaya (UNUSA). Kali ini tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2018 mendapat dana hibah dari Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi seiring prestasinya dalam menciptakan inovasi-inovasi baru yang kreatif.
Inovasi baru dan kreativitas itu dalam bentuk tas yang mulfifungsi. Tas multifungsi ini diberi nama "Kancah Plek" yang artinya Kantong Charger Handphone Simple dan Unik. Inovasi dan kreativitas ini diharapkan mampu masuk nominasi dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2018 di Yogyakarta.
Tim PKM UNUSA ini terdiri 5 mahasiswa yaitu Rita Zahara (S1 Manajemen), Choirus Sa’adah (S1 Manajemen), Yustin Wulandari (S1 Manajemen), Puspa Setya Arum Sari (S1 Akuntansi), Mira Nirmala Gita (S1 Manajemen).
Produk tas multifungsi ini berbentuk tas kantong yang bisa dipakai untuk tempat handphone juga sebagai kantong ponsel. Di samping itu, tas ini juga bisa difungsikan untuk "wadah" kabel dan ponsel agar saat pengisian bateri (charge) tidak berserakan di meja.
Bahkan apabila saat men-charge "colokan"nya di tembok, tas ini bisa menempel di tembok sehingga lebih praktis. Saat jalan-jalan pun kantong ini juga bisa berfungsi sebagai alat barang berharga lainnya.
Ketua Tim "Kancah Plek", Rita Zahara mengatakan ide awal pembuatan "Kancah Plek" ini bermula ketika seringkali melihat banyak orang saat men-charge handphone di sembarang tempat kabelnya berserakan. Sehingga terkesan semrawut bahkan menghabiskan tempat.
"Saat men-charge, handphone-nya diletakkan di meja, kadang juga ditempelkan di dekat stop kontak dan lainnya sebagainya, sehingga kesan tidak praktis dan membuat mata gatal melihatnya," ujar Rita saat ditemui Unusa Kampus B Jemursari Surabaya, Kamis (28/6).
Melihat fenomena ini, kemudian Rita dan teman-temannya berpikir bagaimana menciptakan tas multifungsi yang memang fungsi utamanya adalah wadah untuk nge-charge handphone. "Jadi begitu nyolokin tas bisa langsung nempel di tembok stop kontak. Simple, praktis dan unik," ujar Rita.
Berkat bimbingan para dosennya, Rita dan kawan-kawan memulai membuat proposal untuk diajukan ke program PKM 2018 yang digelar Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti). Ternyata, mereka berhasil mendapatkan hibah PKM 2018 bersama enam tim lainnya.
Dari keberhasil mendapat dana hibah tersebut, Tim Kancah Plek mulai memproduksi tas unik ini. Mereka mendesain model tas yang memiliki tiga fungsi yang diinginkan. Selain itu, mereka memilih bahan tas yang juga tahan lama serta motif yang variatif dan menarik.
"Bahan yang dipakai adalah kain waterproof atau tahan air. Sehingga bisa digunakan dalam kondisi apapun. Namanya kain paminasi," kata Rita.
Karena tidak ahli dalam menjahit, maka tim memilih untuk menjahitkannya ke seorang penjahit. "Hasilnya sungguh luar biasa. Kami suka, walau masih butuh sentuhan sana-sini," kata Rita.
Kini, produksi yang sudah dihasilkan cukup banyak. Produk itu pun sudah mereka pasarkan secara online melalui akun media sosial yang dimiliki tim itu.
Produk ini kemudian dipromosikan melalui media-media sosial milik UNUSA. Tak lama kemudian, puluhan tas multifungsi ini telah terjual. Untuk satu unitnya, Rita mengaku menjualnya seharga Rp 50 ribu. "Ini masih promo. Kalau aslinya harga Rp 60 ribu. Karena cost produksi sekitar Rp 40 ribu hingga Rp 45 ribu per unit," katanya.
Rencana ke depan, kata Rita, sistem pemasaran yang dilakukan akan mencari mitra penjualan. Seperti agen-agen pulsa, penjual handphone dan aksesorisnya. "Kita akan mengarah ke sana. Mungkin sehabis lebaran ini," katanya.
Direktur Akademik dan Kemahasiswaan, Umdatus Saleha mengaku bangga dengan apa yang dicapai mahasiswanya. Karena itu, lanjut Umdatus, UNUSA sangat mengapresiasi semua prestasi yang dicapai mahasiswanya. Apalagi di tahun ini, jumlah tim yang lolos PKM bertambah jumlahnya.
"Kalau tahun lalu hanya dua tim, sekarang ada tujuh tim. Semoga semuanya bisa lolos ke Pimnas 2018 yang akan digelar di Yogyakarta," jelasnya.
Tidak hanya itu, diakui Umdatus, tim yang lolos ini menyuguhkan hasil karya yang cukup membanggakan. Di mana mereka melihat fenomena sosial untuk kemudian berkreasi menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi baik secara kualitas, inovasi dan juga ekonomi.