Kanada Cabut Izin 1.500 Jenis Senapan Serbu
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeu mengumumkan jika negara berlambang daun mapple itu resmi melarang senapan serbu pasca penembakan brutal yang menewaskan 22 orang di pertengahan April lalu.
Aturan ini menyabkan penjualan, impor, serta penggunaan 1.500 jenis senjata api serbu menjadi ilegal di Kanada.
Larangan ini efektif berlaku namun akan ada masa amnesti selama dua tahun bagi pemilik senjata untuk melaporkan. Trudeu juga menyebutkan jika pemerintahnya akan memperkenalkan aturan tentang pembelian senjata.
"Senjata ini didesain untuk satu tujuan saja, membunuh banyak orang dalam waktu singkat," katanya dalam jumpa pers Jumat, 1 Mei 2020 waktu setempat. "Kalian tak butuh R-15 untuk menembak rusa,".
Selain itu, dialihabahasakan dari BBC, ia juga menyebut akan ada program pembelian kembali senjata yang telah dimiliki penduduk Kanada. Program yang disebutnya bersifar wajib ini akan diterapkan menyusul, setelah undang-undangnya telah dikeluarkan. “Langkah berikutnya akan berlangsung tegas,’ katanya.
Aturan kepemilikan senjata di Kanada tidak diatur dalam konstitusi. Meski Trudeu mengatakan jika sebagian besar pemilik senjata adalah penduduk yang mematuhi aturan, namun kepemilikan senjata serbu tak mendatangkan keuntungan.
Lebih dari 80 ribu penduduk terdaftar memiliki senjata jenis ini. Pemerintah efektif melarang kepemilikan senjata melalui aturan terbaru, namun program pembelian kembali diduga akan membuat pemerintah merogoh dompet hingga jutaan dolar Amerika.
Larangan senjata serbu juga kontroversial secara politik. Petisi menolak larangan senjata yang diusung oleh Partai Konservatif pada Desember lalu ditandatangani oleh 175 ribu orang. Sementara, Trudeu telah menjanjikan program larangan senjata saat kampanye menjadi Perdana Menteri sebelumnya. Rencana yang seharusnya berlangsung pada Maret itu mundur akibat pandemi covid-19.