Kampus Merdeka, 200 Mahasiswa Belajar Politik Di DPR
Dari 17.000 mahasiswa yang melamar program "Magang di Rumah Rakyat DPR" hanya 200 yang diterima. Lainnya dinilai kurang memenuhi syarat secara akedemis maupun administrasi. Mahasiswa yang lolos itu berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, secara mengantarkan 200 mahasiswa untuk memulai magang di rumah rakyat.
Ini merupakan terobosan baru yang dilakukan DPR RI dalam menjawab tantangan Mendikbudristek untuk bekerjasama menjalankan program magang bersertifikat.
“Selamat datang di Rumah Rakyat, kalian akan merasakan bagaimana menjadi bagian dari proses perumusan kebijakan politik bangsa ini. Pengetahuan yang kalian terima di kampus, akan lengkap dengan ilmu dan pengalaman praktik yang kalian terima di sini,” tutur Ketua DPR RI, Puan Maharani menyambut kehadiran mahasiswa magang yang disampaikan secara daring, Kamis 30 September 2021.
Sementara itu, Nadiem secara luring di Gedung Nusantara V, DPR RI, Jakarta mengatakan, banyak perusahaan yang menerima magang mahasiswa. Ternyata program ini untuk DPR RI menjadi rekor tersendiri karena berhasil mencetak jumlah pelamar sebanyak 17 ribu orang hingga aplikasinya terus disesuaikan untuk menampung animo mahasiswa yang begitu tinggi.
Sekretaris Jenderal DPR RI, Indra Iskandar dalam laporan menyebut, sebanyak 17 ribu mahasiswa melamar untuk bisa magang di DPR. “Mahasiswa sangat antusias memanfaatkan program ini untuk mengembangkan diri,” ucap Indra seraya mengatakan bahwa mahasiswa akan mendapat banyak pengetahuan tentang tugas dan fungsi DPR.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Agustina Wilujeng Pramestuti, mendukung mahasiswa untuk magang di DPR RI. Menurutnya, kegiatan ini berdampak positif agar mahasiswa dapat merasakan dan menyelami sendiri situasi kerja di Rumah Rakyat.
“Kita bebaskan mahasiswa untuk belajar politik, bagaimana DPR RI merumuskan kebijakan hingga menjadi sebuah keputusan, to know how to be a senator,” katanya.
Dijelaskan Ketua DPR RI, diskusi menjadi keharusan dalam penentuan kebijakan. Ia mengatakan, diskusi menjadi bagian penting sebelum akhirnya mencapai titik temu terbaik.
"Dengar pendapat umum, berdialog dengan seluruh pemangku kepentingan dilaksanakan secara transparan bersama dengan pihak terkait mulai dari proses perencanaan, ditetapkan, dilaksanakan, dan dipertanggungjawabkan,” jelas Puan.
“Semoga kesempatan ini menjadi bekal berharga bagi mahasiswa. Bukan hanya sekadar mengejar SKS, tapi kalian bisa memadukan teori di kampus dengan praktik yang dialami di sini, sehingga kalian memahami bagaimana proses perjalanan lahirnya sebuah kebijakan,” harapnya.
Menteri Nadiem menjelaskan, tujuan kegiatan ini adalah agar mahasiswa merasakan kondisi pekerjaan di dunia nyata. Selain itu, kata Nadiem, mahasiswa juga mendapatkan hak 20 SKS yang dikonversikan ke mata kuliah.
“Ketika magang, kalian akan mengikuti pertemuan, berkolaborasi dalam berbagai proyek, diberikan tanggung jawab suatu karya yang sulit disimulasikan dalam komunitas akademi. Akan sangat baik, jika kalian langsung terjun ke dunia kerja dengan waktu yang terkontrol di bawah bimbingan orang-orang ahli untuk melatih kalian menjadi Pelajar Pancasila yang mandiri, disiplin, kreatif, dan berkebinnekaan global,” terangnya.
Oleh karena itu, Mendikbudristek menyarankan agar mahasiswa tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk belajar dan merasakan pengalaman bekerja bersama para anggota DPR RI. '
“Nikmati dan pelajari, saat kalian balik ke kampus, ceritakan pengalaman ini. Inilah yang akan menjadi bagian dari pengembangan diri kalian untuk meraih cita-cita di masa depan,” pesannya.