Kampung "Warna-Warni Bejalen" Tambah Rumah Pohon dan Jogging Track
Semarang: Kerja keras Desa Bejalen, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang untuk membangun "Kampung Warna-Warni Kaliwarno Bejalen" tak pernah henti. Setelah memperbaiki spot sungai sepanjang 100 m dan pengecatan tambahan rumah-rumah warga, tahun 2017 ini akan membangun tiga spot baru di sekitar destinasi.
Mereka akan menambah bangunan rumah pohon sebagai gardu pandang, sejumlah ayunan di atas sungai, dan jogging track sepanjang sekitar 2 kilo melingkari kampung. "Langkah ini kita ambil untuk mengembangkan spot Kampung Warna-Warni Bejalen agar tambah menarik," kata Nowo Sugiarto, Kades Bejalen, Ambarawa, Kabupaten Semarang.
Rumah pohon akan dibangun di pohon beringin besar sekitar 100-an meter dari destinasi utama Kaliwerno. Dengan tinggi sekitar 10 m akan menjadi gardu pandang yang menarik. Di pohon tersebut akan dibuatkan gardu seperti perahu dengan pucuknya sebagai gardu memandang.
Selain itu juga akan dibuatkan sejumlah ayunan di atas sungai yang melingkari Desa Bejalen dari destinasi utama Kaliwerno menuju Rawa Pening. Pengunjung bisa bermain ayunan yang menarik di atas sungai sambil mengelilingi sungai. Sementara yang hobi jalan akan mengelilingi jogging track sepanjang sungai yang melingkari Desa Bejalen.
Untuk jogging track tahun 2017 ini dananya sudah turun dari pos Dana Desa senilai Rp 700 juta. Dari dana itu dibagi-bagi, yang Rp 100 juta untuk pengembangan kredit mikro di Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), untuk jogging track, ayunan, dan proyek desa lainya yang bituh lebih banyak. Selama ini desa juga membantu paguyuban Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang mengelola Kampung Warna-Warni Kaliwerno Bejalen.
"Infrastruktur yang kami siapkan akan ada sabuk desa jarau jogging track buat berjalan pengunjung mengelilingi sungai Kaliwerno sambil melihat rawa Pening," imbuhnya.
Jogging track di bibir sungai itu akan ketemu swmua sungai yang ada. Butuh jalan lingkar hampir selebar 2 m. Bentuknya talut dan rabat beton karena Bejalen daerah banjir. Butuh dana besar yang akan dianggarkan bertahap tahun 2017 dan 2018.
Taluf berfungsi menahan air karena jika kemarau Kaliwernon itu kering disedot petani untuk pengairan. Dengan begitu nantinya sekililing rawa akan ada air. Saat pasang maupun surut sawah warga nasih bisa dapat air. Selain homestay, pihaknya juga akan membuat sentra atau warung-warung kuliner khas Bejalen.
Sebab kuliner khas Bejalen adalah ikan rawa dan keong. Kelak akan ada setiap hari yang bisa dicari pengunjung. Selama ini baru siap kalau ada pesanan. "Belum lama ini ada tamu 9 orang Perancis seharian menanyakan kuliner khas, kami belum siap. Padahal ada menu khas ikan rawa yang enak," jelasnya.
Anjareka, Ketua Pokdarwis Bejalen berharap, rencana Desa menambah spot rumah pohon, ayunan, dan jogging track segera terwujud. Sebab selama ini Kampung Warna-Warni Bejalen memang masih minim spot. Jika spot tambahan terwujud pengunjung bisa lebih lama tinggal. Lebih-lebih jika ada atraksi rutin seperti kebudayaan atau kesenian.
"Kami membuat sekretariat Pokdarwis dengan menyewa berikut lahan parkirnya. Kami berharap spot baru terus bertambah biar maju,"harap pemuda 24 tahun yang masih kuliah di UKSW Salatiga itu.
Belum lama ini Pokdarwis juga menambah spot anyar berupa jembatan sunsit/sunrise. Banyak yang tertarik swafoto disana. Masih ada sopt naik perahu keliling sungai Kaliwerno tembus Rawa Pening selama 10 menit. Saat ini 10 perahu wisata dengan 10 nelayan siap mengantar tamu. "Mereka itu para nelayan rawa yang nyambi antar tamu. Rata-rata dapat Rp 100- 200 ribu kalau rame. Jika sepi Rp 50 ribu, lumayan,"imbuhnya.
Untuk terus mengembangkan destinasi, selain dibina Desa, Pokdarwis juga mengadakan rapat rutin dengan Dinas Pariwisata kabupaten Semarang seminggu sekali.
Menpar Arief Yahya memuji kreativitas yang tidak pernah berhenti dilakukan oleh warga Bejalen, Ambarawa itu. Semakin banyak spot foto, semakin popuper destinasi wisatanya. “Hal yang perlu diperhatikan adalah soal kebersihan, sanitasi, manajemen sampah, keamanan dan keselamatan. Karena itu adalah poin-poin yang dilihat, dinilai dan dikalibrasi dengan standar global oleh World Economic Forum,” kata Arief Yahya.
Menjaga agar tetap bersih, rapi, sehat saja sudah menciptakan impression tersendiri. Edukasi kepada masyarakat untuk terus menjaga performance itu menjadi sangat penting, agar ke depan Kampung Bejalen itu tetap eksis dan memiliki keunikan yang dicari wisatawan,” kata Menpar yang asli Banyuwangi itu. (*)