Menengok Kampung Markisa di Tengah Kota Surabaya
Bila Anda berkunjung ke Kampung Kembang Kuning I, RT8, RW9, Surabaya, Anda akan menjumpai beberapa pohon markisa yang akarnya menjuntai ke bawah.
Kampung ini memang memiliki budidaya markisa yang dikelola oleh warganya. Maka tak heran, kampung tersebut mendapat julukan 'Kampung Markisa'.
Saat musim panen tiba, buah markisa yang ranum akan menggantung pada ranting pohon. Warga pun boleh memetiknya secara cuma-cuma.
Wiji Sulistiono, Ketua RW 9 Kelurahan Darmo sekaligus penggagas kampung markisa mengaku bahwa penanaman markisa dilakukan sejak akhir 2017.
"Awalnya saya lihat teman saya di Malang menanam markisa. Lalu saya terinspirasi dan akhirnya memutuskan membawa biji markisa yang tidak terpakai untuk ditanam di halaman rumah," cerita Wiji ditemui di rumahnya.
Karena buah ini masih jarang di Surabaya, ia pun berkeinginan menjadikan buah markisa sebagai ikon kampungnya.
"Selain itu saya lihat youtube, saya baca-baca di internet. Markisa bisa diolah menjadi beberapa produk yang bisa menghasilkan uang kalau produk tersebut dijual," papar Wiji.
Untuk perawatan, Wiji mengaku tidak menemui kesulitan. Tinggal diberi pupuk yang didapatkan dari DKRTH Kota Surabaya. Sementara untuk menjaga kesuburan tanaman tersebut, selama ini Wiji hanya mengandalkan pupuk kompos, tanpa menggunakan pestisida sedikit pun.
Menurutnya satu-satunya hambatan untuk mengembangkan budidaya markisa hanyalah lahan yang terbatas.
"Agar menghasilkan buah yang bagus, medianya harus langsung ke tanah. Sejauh ini, kami masih memanfaatkan pot. Dimana potnya dilubangi agar akar bisa menembus ke tanah," terangnya.
Melalui budidaya markisa tersebut, Wiji berharap kampungnya bisa lebih dikenal sebagai penghasil markisa. Dengan begitu, warga diharapkan bisa turut bangga.
"Semoga juga warga semakin tergerak untuk ikut menanam dan merawat markisa. Buah ini memiliki banyak manfaat. Kalau panen, biasanya warga mengolah buahnya jadi wedang," tuturnya.
Saat panen tiba, Wiji mengungkapkan, buah markisa yang diperoleh juga diolah menjadi produk UKM warga, yakni sirup markisa.
"Ada dua jenis sirup yang kental, dan sirup yang sudah siap minum," ungkapnya.
Pengolahan sirup markisa, Wiji mengungkapkan, bahwa ia pelajari secara otodidak lewat internet. Ia menjelaskan, tahap awal ialah memisahkan buah markisan dan kulit, setelahnya baru diblender dalam durasi tertentu.
"Agar punya tekstur kasar, lalu buah markisa yang sudah diblender kasar disaring, tekstur yang halus direbus dengan air sampai berbuih. Tidak sampai mendidih karena bila terlalu panas rasa buahnya akan hilang," jelasnya.
Setelah itu, kata Wiji, prosesnya berlanjut ke penyaringan, sari buah markisa yang didapatkan dari penyaringan inilah yang dikemas dan dijual.