Kampung Madani, Terobosan Walikota Eri Cahyadi Entas Kemiskinan
Berbagai inovasi dan terobosan baru dilakukan Walikota Surabaya Eri Cahyadi dalam mengentas kemiskinan di Kota Pahlawan. Terbaru, ia menciptakan terobosan membentuk Kampung Madani di setiap kelurahan Surabaya. Bahkan, ke depan ini akan dikoneksikan dengan Kementerian Agama (Kemenag).
Dalam rangka mewujudkan terobosan baru itu, Walikota Eri sudah bertemu dan diskusi dengan sejumlah pihak, mulai dari Kementerian Agama (Kemenag) Kota Surabaya, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Surabaya, Lembaga Amil Zakat (Laz) se-Surabaya, dan juga para Ketua Takmir Masjid se-Kota Surabaya. Saat bertemu mereka, Walikota Eri menyampaikan rencananya untuk membentuk Kampung Madani yang nantinya juga akan bergerak menjadi Kampung Zakat.
“Saya bersyukur alhamdulillah karena dalam beberapa pertemuan dengan sejumlah pihak itu, kita punya kekuatan dan cara pandang yang sama untuk mengentas kemiskinan dan membantu saudara-saudara kita yang kurang mampu. Saya yakin ini akan menjadi kekuatan besar umat muslim di Surabaya,” ujar Walikota Eri.
Menurutnya, saat ini Pemkot Surabaya bersama sejumlah pihak sedang melakukan penyatuan data terhadap warga miskin di Kota Pahlawan. Bahkan, saat ini juga sedang disusun prosedur dan cara kerjanya. “Jadi, sampai akhir ramadhan nanti insyaallah penyatuan data dan prosedur cara kerjanya akan selesai,” sambung dia.
Setelah semuanya selesai, lalu Walikota Eri memastikan akan membentuk Kampung Madani di setiap kelurahan. Minimal satu kelurahan ada dua RW yang akan menjadi Kampung Madani. Pada dasarnya, Kampung Madani adalah implementasi tujuan Sustainable Development Goals (SDGs/ Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) yang bergerak dalam empat pilar utama, yaitu sosial, ekonomi, lingkungan, tata kelola dan hukum.
“Kalau orang Jawa bilang adalah kampung yang sejahtera, aman, dan bahagia. Jadi, konsepnya mereka bisa bergerak sendiri dari semua aspek. Tidak ada yang miskin, tidak ada yang tidak bisa makan, tidak ada stunting, serta yang kaya membantu yang lemah. Hidup ini indah kalau sudah bisa seperti itu,” jelas pejabat kelahiran 27 Mei 1977 ini.
Yang paling penting lagi, Kampung Madani itu juga akan menjadi Kampung Zakat, karena ke depannya zakat, infaq dan shodaqoh (ZIS) yang berasal dari Kemenag Surabaya, Baznas Surabaya, dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) se-Surabaya akan dikumpulkan menjadi satu.
Setelah terkumpul semuanya, lalu akan dilihat data warga miskin di kelurahan tersebut, kemudian zakat itu akan disalurkan kepada warga miskin itu dalam bentuk modal usaha berupa alat dagang atau usaha. Harapannya, melalui zakat pemberdayaan ini dalam waktu lima bulan ke depannya, warga tersebut telah memiliki tabungan dan bisa mandiri secara ekonomi.
“Jadi, uangnya akan menjadi satu, sehingga nantinya keluarga A disentuh pakai dana ini, lalu keluarga B disentuh pakai dana ini, pemerintah menyentuhnya pakai ini. Karena ketika kita beri pekerjaan atau kita berdayakan, si A ini tidak langsung bisa menghasilkan uang untuk makan hari itu juga, sehingga butuh bantuan agar dia tidak lapar dan sekolahnya tidak putus, makanya dia akan diberikan bantuan 4-5 bulan ke depannya, setelah itu kita berharap dia sudah bisa mandiri dari sisi ekonomi,” terang mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya ini.
Berdasarkan data sementara yang dimiliki oleh Pemkot Surabaya, warga miskin di Surabaya sebanyak 75 ribu. Jumlah itu kemudian akan dipetakan dan disatukan lagi dengan datanya Kemenag, data Baznas dan LAZ. Setelah itu, akan terjun bersama-sama untuk mengentas kemiskinan di Surabaya. “Kekuatan kita ini adalah satu data ini,” tegas Walikota Eri.
Oleh karena itu, pejabat berusia 45 tahun ini, mengajak warga Kota Surabaya untuk menggalakkan zakat, infaq dan shodaqoh (ZIS) secara produktif. Harapannya, ZIS yang telah dihimpun dapat membuat para penerimanya menghasilkan ekonomi secara terus menerus. "Bayangkan kalau kekuatan zakat, infaq dan shodaqoh itu dikumpulkan, orang miskin, orang nganggur diberi modal, diberikan pekerjaan, maka selesai (permasalahan) di Kota Surabaya," tutur Walikota Eri.
Mantan Kepala Dinas Cipta Kerja Kota Surabaya ini memandang, selama ini masih ada warga miskin, gizi buruk, dan bayi stunting dalam sebuah kampung yang justru di tempat itu terdapat muzakki. Hal tersebut diyakininya tidak akan terjadi ketika zakat yang dikeluarkan muzakki itu disampaikan kepada warga sekitar. "Seharusnya zakat, infaq dan shodaqoh itu diberikan kepada yang terdekat dulu, setelah saudara berarti ke tetangga," ujarnya.
Sementara itu, penyelenggaraan Zakat dan Wakaf Kemenag Surabaya, Mohammad Yahya menyampaikan terdapat 45 LAZ yang sudah menyamakan persepsi untuk mendukung program Pemkot Surabaya dalam membentuk Kampung Madani yang di dalamnya ada pengumpulan zakatnya. Bahkan, penyalurannya juga melalui modal usaha berupa peralatan usaha. Ia mengakui bahwa terobosan ini sangat luar biasa dan Kemenag siap mendukung program Pemkot Surabaya ini.
“Tupoksi kami juga berupaya menjadikan orang yang awalnya menerima zakat tapi kemudian bisa menjadi orang yang memberikan zakat. Makanya kami siap mendukung program Pak Wali ini,” kata Yahya.
Menurutnya, program ini sangat tepat untuk mengentas kemiskinan di Kota Surabaya, karena langsung menyasar warga miskin yang membutuhkan. Apalagi, Wali Kota Eri dan Pemkot Surabaya dinilainya memiliki data lengkap warga miskin se-Kota Surabaya. “Jadi, nanti jelas sasarannya mana yang digarap, biar tidak satu NIK menerima beberapa zakat. Mudah-mudahan niat baik ini bisa terlaksana dengan baik pula,” pungkasnya. (Adv)