Kampung Lawang Seketeng di Surabaya, Tengoklah Sejarahnya
Lawang Seketengadalah sebuah kampung di tengah Kota Surabaya. Tak Jauh dari Jl. Tunjungan, tak jauh pula dari Tugu Pahlawan.
Sebagaimana kampung-kampung di sekitarnya yang berada di tengah Kota, Kampung Lawang Seketeng juga menyimpan sejarah, sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Lawang Seketeng berada di Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya, tengah disiapkan menjadi salah satu destinasi wisata heritage.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, Eri Cahyadi, di Surabaya, Sabtu, mengatakan rencananya Kampung Wisata Heritage di Kelurahan Peneleh ini bakal diresmikan bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan 10 November 2019.
"Jadi Hari Pahlawan itu sebagai penanda Kampung Lawang Seketeng. Karena kampung itu kampungnya para Pahlawan seperti Bung Tomo dan Bung Karno. Sehingga diharapkan warga juga menjaga semangat pahlawan," katanya.
Menurut dia, Pemkot Surabaya saat ini sedang menyiapkan grand design untuk penataan kawasan di kampung tersebut. Ia memastikan segera menyiapkan kebutuhan untuk penataan di kampung itu.
Eri menjelaskan banyak sekali bukti-bukti otentik sejarah yang ditemukan di kawasan tersebut yang nantinya bakal dikoneksikan satu sama lain.
"Sehingga nantinya salah satu wisata yang ada di Lawang Seketeng ini bisa satu paket, termasuk bahwa di sini ada dua makam, yang sebelahnya masjid ada makam syekh, yang kedua makam Mbah Pitono," ujarnya.
Menurutnya, banyak masyarakat yang tidak mengetahui asal-usul makam Mbah Pitono yang berada di tengah perkampungan itu. Mbah Pitono diduga dahulu merupakan salah satu guru ngajinya Presiden RI Soekarno dan Bung Tomo.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya ingin supaya asal-usul sejarah itu nantinya bisa diketahui masyarakat.
Selain itu, Eri menyebut, di kawasan ini juga terdapat sumur tua dan mushala kuno yang menyimpan banyak benda sejarah, seperti tombak, Al Quran bertuliskan tangan, ilmu falaq, hingga waktu shalat zaman dahulu.
Bahkan, kata dia, di kampung ini juga terdapat rumah tinggal Presiden Soekarno serta meja bundar yang diduga pernah digunakan Bung Tomo. "Di sini juga kita ketahui ada langgar atau mushala, juga ada rumah Bung Karno, ada mejanya Bung Tomo juga yang ada di sini, itu akan kita gandengkan, bahwa kampung ini pernah ditinggali Bung Karno dan Bung Tomo," ujarnya.
Bangunan rumah-rumah di Kampung Lawang Seketeng ini juga masih terawat hingga sekarang. Untuk itu, pemkot juga bakal mengkoneksikan kesan vintage rumah-rumah kuno itu dengan objek-objek sejarah.
Namun, penataan yang dilakukan tidak menghilangkan estetika dari kampung lawas itu sendiri, sehingga nantinya orang bisa lihat ini sebagai pariwisata kota sejarah, kampung lawas, peradaban yang tua, itu yang akan kita munculkan di sana, katanya.
Disamping mengkoneksikan objek-objek peninggalan sejarah, Pemkot Surabaya juga bakal melakukan penataan kembali dinding-dinding di kawasan itu dengan sentuhan mural. Nantinya, desain mural juga bakal disesuaikan dengan kondisi di sekitar.
"Kalau di depannya langgar, maka bentuk muralnya itu bentuknya islami. Apa yang ada di dekatnya maka akan dibuat menjadi tematik," katanya.
Tak hanya itu, untuk mendukung Kampung Lawang Seketeng sebagai destinasi wisata heritage, Pemkot Surabaya juga bakal menyiapkan pemandu wisata yang berasal dari anak-anak di sekitar. Nantinya anak-anak bakal dilatih untuk menjadi pemandu wisata.
"Insya Allah kita sudah kerja sama dengan teman-teman, nanti ini guide-nya itu juga dari sini. Nanti kita juga akan panggil pelatih yang dulu melatih Cak dan Ning kita. Sehingga adik-adik yang ada di sini nanti bisa jadi pemandu wisata," ujarnya. (ant)