Kampung Glintung, Kampun Urban Lestarikan Budaya
Geliat masyarakat untuk membuat kampung tematik terus tumbuh di Kota Malang. Kali ini Kampung Glintung RW 03, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing. Secara swadaya masyarakat menciptakan konsep Gintung Kultur, yang menekankan pada pengembangan potensi seni budaya.
Salah satu aktivitas seni budaya diupayakan agar terus lestari di kampung ini adalah kesenian tari topeng. Anak-anak segala usia diajarkan untuk mencintai Topeng yang menjadi ciri khas budaya Malang. Pembelajaran kesenian pun rutin diselenggarakan setiap hari Minggu. Dari belajar tari topeng hingga cara membuat topeng diajarkan di kampung ini.
Selama dua hari, 26-27 April 2019 acara pembukaan Glintung Kultur diselenggarakan oleh masyarakat. Sejarawan M. Dwi Cahyono pun membedah sejarah Kampung Glintung beserta potensi budayanya.
Secara historis, nama Glintung merupakan nama tanaman lama, yang konon dinamai pohon "gintungan". Kosa kata "gintungan" terdapat dalam bahasa Jawa Kuna dan Tengahan, bahkan di beberapa tempat nama ini masih dikenal hingga kini sebagai nama pohon. “Yaitu jenis pohon kayu besar dan tinggi, tempat berumah sejumlah kalong yang bergantungan di rating-ranting pohon pada sore-malam hari,” terangnya.
Dosen Universitas Negeri Malang ini juga menyarankan agar Kampung Glintung menelisik kembali keberadaan pohon tersebut. Hal ini bisa menjadi pengingat dan ikon Kampung Glintung.
Pengemasan kampung tematik, menurutntya, bukan semata diorientasikan pada kewisataan. Namun juga penting untuk merevitalisasi ekologi kampung. “Tak ada alasan lantaran merupakan kampung urban, lantas ekologi kampung dikorbankan,” jelasnya.
Meskipun letaknya di tengah kota, wawasan ekologis merupakan model pengelolalan kampung yang perlu mendapat proritas. Kampung urban musti pula menjadi kampung hijau, kampung yang bijak mengelola potensi dan permasalahan keairan, kampung yang peduli pelestarian dan pemanfaatan seni- budaya lokal.
Demikianlah Kampung Glintung mengemas dirinya sebagai "Kampung Eko-Kutur". Harapannya, kampung ini dapat menjadi percontohan bagi kampung- kampung lain di perkotaan.
“Tetaplah pelihara kampungmu sebagai kampung ekologis dan kampung kultural, meski dinamika sosial internal kampungmu berganti pengelola. Semoga pada "Festival Glintung Kultur 2019" yang tengah dihelat, formulasi baru berhasil didapatkan untuk "ketahanan kampung", baik ketahanan ekologis maupun ketahanan kultural,” tutupnya.
Advertisement