Kampung Batik Kranggan Surabaya, Punya Motif Khas Okra
Destinasi kampung batik kembali bertambah di Kota Surabaya, kini berada di pusat kota atau tepatnya di RT 10 RW 1 Kranggan, Kelurahan Bubutan. Sebelumnya, Surabaya juga memiliki kampung batik Dolly yang berada di daerah Putat Jaya.
Seperti namanya yakni, 'Kampung Batik Okra', tanaman okra menjadi motif khas yang dihasilkan kampung batik tersebut. Selain itu, Okra juga akronim dari orang Kranggan. Menariknya, puluhan ibu rumah tangga (IRT) dikampunh tersebut diperdayakan sebagai pembatik.
Salah satu pembatik yang juga IRT, Dewi Christina menceritakan, adanya kampung batik ini berawal dari inisiatif ibu-ibu yang mengajukan pelatihan membatik kepada kelurahan.
"Kami (ibu-ibu) ingin punya kegiatan, lalu mengajukan pelatihan ke Kelurahan dan disetujui. Awal Juli 2022 didatangkan pembatik dari Kampung Dolly," katanya ditemui Rabu, 28 Desember 2022.
Pelatihan tersebut berjalan selama dua minggu dengan enam kali pertemuan. Awalnya memang ditemui kesulitan saat membatik, terutama ketika membuat motif. Tapi, hal tersebut tak membuat para ibu-ibu ini menyerah. Saat ini, mereka juga pandai membuat motif dan mencanting.
Ditemui di Balai RW 1 Pancasila Kranggan, empat orang ibu-ibu pun mempraktikkan keahlian mencanting batik. Dengan tangan terampilnya satu per satu motif batik tanaman Okra diwarnai oleh mereka menggunakan canting.
Diketahui, saat ini ada sekitar 25 orang ibu-ibu yang dibagi dalam 5 kelompok untuk mengerjakan pesanan batik. Satu kain batik berukuran 1 x 2,5 meter motif batik okra dibandrol dengan harga Rp 350 ribu.
Pelatihan Lanjutan untuk Ibu-ibu
Peresmian kampung batik Okra ini juga dihadiri secara langsung oleh Walikota Surabaya, Eri Cahyadi. Dalam sambutannya Eri ingin mengembangkan motif batik tersebut dengan mendatangkan desainer secara khusus.
Menurutnya bila ada seorang desainer, motif batik yang dibuat akan lebih tertata dan harga jualnya akan lebih tinggi. "Desainernya nanti anggaran dari Pemkot. Batik yang desain desainernya, yang mencanting orang-orang (para ibu-ibu). Sebab, desainer itu pengaruh ke harga baju," kata Eri ditemui di tempat yang sama.
Selain itu, ia juga ingin mengadakan pelatihan tambahan untuk para ibu-ibu dari segi pewarnaan batik. Tak bisa dipungkiri, ujar Eri kualitas batik juga dipengaruhi oleh warna yang dipilih.
"Saya tadi sudah meminta kepada Dinas Pariwisata untuk menyiapkan pendampingan desainer dan warna, karena itu pengaruh pada harga batik. Di sini sudah ada pencanting yang hebat-hebat tinggal bagaimana dikembangkan," tandasnya.
Pemilihan Motif Batik Okra
Di samping itu, Ketua RW 1 Pancasila Kranggan, Ridi Sulaksono mengungkapkan, pemilihan motif Okra sendiri didasari karena banyak warganya, terutama di RT 10 yang menanam tanaman tersebut.
"Warga kami banyak yang punya tanaman tersebut, akhirnya kenapa tidak dikembangkan menjadi karya yang lebih baik," ungkapnya.
Ridi menambahkan, kampung batik ini menjadi serangkaian dari kampung wisata yang ada di Kranggan. Sebelumnya, sudah ada kampung dolanan, kampung religi dan terbaru kampung batik.
Ke depan, pihaknya juga akan gencar melakukan promosi ke sejumlah media mulai dari Instagram, E-Peken hingga bekerjasama dengan para stakeholder terkait. "Harapannya tentu saja, semoga batik Okra bisa dikenal secara luas dan bisa menjadi tambahan pendapatan bagi warga, terutama ibu-ibunya," tandasnya.
Advertisement