Kampanyekan Islam Wasattiyah, Ajak Finlandia Belajar ke Indonesia
HELSINKI – Indonesia terus mengkampanyekan Islam Wasattiyah -- Islam yang moderat, yang adil -- dalam kehidupan umat Islam dan kehidupan masyarakat dunia. Kali ini, “promosi” Islam wasattiyah dilakukan di Helsinki, Finlandia. Promosi dilakukan dalam Kuliah Umum di Universitas Helsinki oleh Dr. Siti Ruhaini Dzuhayatin dan Prof. Azyumardi Azra, Selasa (18/9).
Kedua tokoh ini mewakili Delegasi Indonesia memberikan Kuliah umum yang dihadiri oleh para dosen, diplomat, tokoh agama dan mahasiswa. Kuliah umum tersebut juga menghadirkan pembicara dari Universitas Helsinki, yaitu Dr. Mulki al-Sharmani, yang mengangkat tema tentang feminisme Islam dan kesetaraan serta inklusivitas.
Siti Ruhaini Dzuhayatin mengangkat topik mengenai sumbangsih pendidikan Islam terhadap pemajuan dan pemberdayaan perempuan di Indonesia. Dalam penjelasannya, Ruhaini menyampaikan bahwa Islam Wasattiyah merupakan moderasi beragama yang memberikan akses dan partisipasi yang sama bagi laki-laki dan perempuan dalam mendapatkan manfaat dari kemajuan bangsa.
Sedangkan Azyumardi Azra memberikan penjelasan tentang Islam di Indonesia dengan mengangkat kisah sukses Indonesia dalam membangun demokrasi di tengah masyarakat yang sangat majemuk.
Interfaith dialogue atau Dialog Lintas Agama (DLA) telah menjadi fitur tetap diplomasi soft power Indonesia sejak tahun 2004. Pemerintah Indonesia telah melakukan DLA pada berbagai tingkatan, baik bilateral, regional maupun multilateral. Secara bilateral, Indonesia telah memiliki 30 negara mitra DLA. Finlandia merupakan negara mitra ke-30.
Sehari sebelum menggelar Kuliah Umum, delegasi Indonesia bersama para tokoh agama, intelektual dan media dari Finlandia sepakat untuk bahu membahu perkuat kerjasama dalam mempromosikan perdamaian dunia. Komitmen tersebut disampaikan dalam kegiatan the 1st Indonesia-Finland Interfaith and Intermedia Dialogue (IFIID) yang dihelat di Helsinki, Senin, (17/9).
”The 1st IFIID terdiri dari sejumlah kegiatan. Forum dialog sebagai kegiatan utamanya. Lalu kunjungan ke situs-situs keagamaan dan memberikan Kuliah Umum di Universitas Helsinki,” jelas Duta Besar RI untuk Finlandia merangkap Estonia Wiwiek Setyowati Firman.
Dalam pidato sambutannya, Uskup Kaarlo Kalliala, Ketua the National Forum for Cooperation of Religions in Finland (CORE) mengatakan pelaksanaan the 1st IFIID sangat tepat waktunya. Mengingat, belakangan ini di Finlandia terdapat beberapa kejadian yang terkait dengan isu lintas agama yang berpotensi mengganggu keharmonisan sosial. "Kami berharap bisa saling berbagi dan belajar dari Indonesia dalam hal mengelola keberagaman,” harapnya.
Mewakili delegasi Indonesia, Duta Besar Wiwiek Setyawati Firman menekankan bahwa kegiatan ini adalah platform yang sangat strategis. Strategis dalam berbagi dan belajar dari pengalaman masing-masing negara dalam mengatasi radikalisme dan ekstremisme. “Kami percaya bahwa dialog merupakan instrumen yang efektif dalam menyelesaikan konflik dan menciptakan perdamaian,” tambah Dubes Wiwiek.
Dalam dialog yang baru pertama kali diselenggarakan antara Indonesia dan Finlandia tersebut, beberapa tokoh agama dari Finlandia juga menyampaikan perkembangan dan pelaksanaan kehidupan beragama di negara ini. Ada tokoh Islam Atik Ali; tokoh Yahudi Yaron Nodbornik; dan wakil dari Agama Kristen Lutheran Rev. Dr Elina Hellqvist.
Pada dialog ini, Indonesia diwakili oleh tokoh-tokoh seperti Dr. Siti Ruhaini Dzuhayatin (Staf Khusus Presiden RI untuk masalah Keagamaan Internasional), Prof. Azyumardi Azra (tokoh akademisi Islam), Prof. Philip K Wijaya (wakil dari agama Budha), dan Pendeta Gomar Gultom (ketua PGI).
Direktur Diplomasi Publik Kemlu RI Azis Nurwahyudi menambahkan dialog ini juga membahas isu-isu yang terkait dengan media. Delegasi Indonesia pun melibatkan Uni Lubis dari IDN Times. Sementara dari Finlandia juga hadir jurnalis senior seperti Freija Ozcan dari harian Kotimaa, dan Joonas Porsti dari Ulkopolitiikka.
"Para jurnalis ini memaparkan peran media dalam kehidupan beragama di masing-masing negara,” tegas alumnus Hubungan Internasional UGM ini.
Azis mengatakan, dialog dihadiri oleh Dirjen Departemen Asia dan Amerika serta Duta Besar untuk Dialog Lintas Agama dan Budaya dari Kemlu Finlandia, para tokoh agama, akademisi, dan jurnalis. Dialog berlangsung dengan hangat.
Pada akhir dialog, delegasi Indonesia juga memberikan tawaran beasiswa kepada mahasiswa Finlandia yang tertarik untuk belajar tentang Islam di Universitas Islam Negeri. Juga tawaran mengikuti kegiatan Interfaith Youth Camp 2019 dan berkunjung ke berbagai lembaga pendidikan keagamaan di Indonesia dalam program Visit of Future Faith Leaders serta kunjungan media Finland ke Indonesia untuk membuat suatu karya bersama.(Erwan Widyarto)
Advertisement