Kampanye di Jember, Risma Ingin Pangkas Jarak Jember-Banyuwangi dengan Terowongan
Calo Gubernur Jawa Timur nomor urut 03, Tri Rismaharini melalukan kampanye politik di Kabupaten Jember, Jumat, 25 Oktober 2024 pagi – malam. Risma mengawali kunjungannya bertemu dengan petani dan pelaku UMKM, serta nelayan.
Usai kunjungan menemui masyarakat umum, Risma juga bertemu dengan generasi z di sebuah kafe di Jalan Tidar, Kecamatan Sumbersari, Jember. Di Kafe tersebut Risma menggelar kegiatan bersih-bersih kenangan mantan, dengan agenda mendengarkan curhat dari para generasi z.
Dalam kegiatan tersebut, Risma membicarakan banyak hal berkaitan dengan persoalan yang ada di masyarakat Jawa Timur. Pertama terkait infrastruktur jalan.
Risma menilai jarak dari Jember menuju Banyuwangi meskipun bertetangga namun jarak perjalanan antar dua kabupaten itu cukup panjang. Jalan yang ada saat ini masih kurang merepresentasikan rasa keadilan bagi masyarakat.
Karena itu, dalam waktu dekat Risma akan bertemu dengan profesor yang ahli dalam membuat terowongan. Risma menginginkan Jalur Lintas Selatan (JLS) bisa tersambung ke Banyuwangi tanpa perlu mengitari gunung.
Salah satu upaya yang memungkinkan adalah dengan membuat terowongan menembus gunung. Menurut Risma, program membuat terowongan dengan melubangi gunung di luar negeri suah biasa. “Membuat terowongan menggunakan teknologi sudah biasa dilakukan di luar negeri. Kenapa kita tidak mencoba,” katanya, Jumat, 25 Oktober 2024 malam.
Pembuatan terowongan bagi Risma merupakan program yang menguntungkan bagi yang tidak mampu membayar biaya tol. Apalagi berdasarkan pengamatan Risa, keberadaan jalan tol di Jawa Timur sampai saat ini belum berhasil mengurangi kepadatan lalu lintas di jalan non tol.
Meskipun sudah disediakan jalan tol, banyak pengemudi truk angkutan barang yang tetap melalui jalur jalan non tol. Mereka melakukan hal itu karena sebagian tidak mampu membayar biaya tol.
Akibatnya, kendaraan angkutan barang dan manusia menjadi satu jalur. Padahal praktik tersebut membahayakan. Dengan adanya terowongan nantinya, Risma ingin membuat jalur khusus bagi kendaraan angkutan manusia dan barang.
“Kondisi jalan saat ini campur aduk, kendaraan angkutan barang dan manusia harus berada di jalur yang berbeda. Kalau jadi satu membahayakan orang lain,” tambahnya.
Selain persoalan infrastruktur jalan, Risma menawarkan solusi UMKM bagi para petani dan nelayan. Salah satunya, Risma siap mendorong dan memberikan pelatihan bagi para pelaku UMKM.
Sementara di hadapan generasi Z, Risma mengingatkan agar tidak fokus mencari pekerjaan apalagi menunggu jadi ASN. Risma justru mendorong generasi Z membangun usahanya sendiri.
Risma menceritakan sejumlah kisah sukses penerima bantuan sosial dengan membuat usaha sendiri. Bahkan, dalam waktu dua bulan, mereka tidak lagi menerima bantuan sosial.
“Kami juga menyampaikan kepada generasi Z agar tidak fokus mencari pekerjaan dan jadi karyawan. Mereka kami dorong menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Kami siap datang lagi ke Jember membina generasi Z agar bisa berpenghasilan tinggi,” pungkasnya.