Kami Gak Percaya Bambang Soen Telah Tiada
Berita duka dari Bojonegoro. Seorang tokoh di kota ini, meninggal dunia hari ini sekitar pukul 09.30. Dia adalah Bambang Soenarjanto, atau Bambang Soen.
Pernah menjadi Ketua DPC PDIP Bojonegoro, Bambang Soen aslinya adalah seorang wartawan. Sejak muda dia menjadi wartawan, baru kemudian menjadi politikus. Dia tercatat pernah menjadi wartawan Surabaya Post, Berita Buana, dan Republika. Bahkan pernah jadi Ketua PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Cabang Perwakilan Bojonegoro.
Berhenti jadi wartawan, dia kemudian total menjadi politikus dengan jabatan Ketua DPC PDIP Bojonegoro pada awal reformasi. Ketika Bambang Soen memimpin PDIP Bojonegoro, partainya berjaya dan memperoleh 14 kursi di DPRD Kabupaten Bojonegoro, dan menempatkan salah satu kadernya sebagai ketua dewan.
Bambang Soen juga aktif di medsos, terutama Facebook. Meskipun dia seorang politikus, postingannya di medsos hanya mengenai hal-hal yang ringan saja. Tentang keluarganya, dan yang lebih sering adalah mengenai kuliner, khusus kuliner lokal dan tradisional yang disebutnya sebagai panganan wong ndesa, kuliner orang desa.
Satu jam sebelum meninggal, Bambang Soen masih sempat memposting kuliner desa, jembret, yaitu pepesan daun sembukan. Disertai foto pepesan jembret itu, dia memberi narasi puitis dengan bahasa Jawa;
Isuk-isuk bakul "jembret" liwat. Jembret alias brengkes sembuk'an. Sebungkus cuma seribu rupiah. "Nyuwun sejinah Bu," pintaku.
Bambang Soen juga mengartikan tulisannya dalam bahasa Indonesia. Pagi-pagi penjual "Jembret" lewat. Jembret alias brengkes sembuk'an. Sebungkus cuma seribu rupiah.′′ Permisi bu," pintuku.
Pintuku, maksudnya tentu pintaku.
Bambang Soen meninggal dalam usia 67 tahun, meninggalkan seorang putra dan dua putri. Istrinya, Ambarwati yang menemaninya dengan setia tidak dapat menyembunyikan kesedihannya. Dia masih tidak percaya, suaminya telah meninggal dunia. Diperkirakan suaminya kena serangan jantung.
Selamat jalan Bung Bambang, kami semua kehilangan sampeyan, orang sederhana yang tak pernah memperlihatkan kehebatannya. Tapi kami tetep gak percaya sampeyan telah tiada. (nis)