Kaleidoskop 2021: Menghina Nabi Muhammad Pelanggaran Beragama
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan menghina Nabi Muhammad tidak dihitung sebagai kebebasan berekspresi.
"Penghinaan terhadap Nabi adalah pelanggaran kebebasan beragama dan pelanggaran perasaan terhadap orang-orang yang beragama Islam," kata Putin saat konferensi pers tahunannya pada Kamis lalu, dikutip dari TRT World.
Menurut Kantor Rusia Berita TASS, Putin juga mengkritik unggahan foto Nazi di situs web seperti yang berjudul Resimen Abadi. Foto itu didedikasikan untuk tentara Rusia yang tewas dalam Perang Dunia Kedua.
Putin mengatakan tindakan ini menimbulkan pembalasan ekstremis. Ia mengutip contoh serangan terhadap kantor redaksi majalah Charlie Hebdo di Paris setelah penerbitan kartun Nabi.
Bukan Kebebasan Demokrasi
Kebebasan artistik secara umum, kata Putin, ada batasnya dan tidak boleh melanggar kebebasan pihak lain. Rusia telah berkembang sebagai negara multi-etnis dan multi-pengakuan. Orang Rusia, ujar Putin, terbiasa menghormati tradisi satu sama lain. Tak banyak negara yang menghormati etnis serta agama lain, menurut Putin.
Pernyataan Putin tentang Nabi Muhammad disambut oleh Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan. Dalam cuitannya di Twitter, Khan menyambut baik pernyataan Putin.
"Saya menyambut baik pernyataan Presiden Putin yang menegaskan kembali pesan saya bahwa menghina Nabi Suci kita bukanlah kebebasan berekspresi. Kami Muslim, khususnya para pemimpin Muslim, harus menyebarkan pesan ini kepada para pemimpin dunia non-Muslim untuk melawan Islamofobia," tulisnya melalui akun Twitter @ImranKhanPTI, pada Jumat malam.
Majalah satire Charlie Hebdo menerbitkan karikatur Nabi Muhammad, awalnya pada 2006. Tahun lalu karikatur itu dicetak ulang.
Gambar Nabi Muhammad ini dipandang sebagian besar Muslim sebagai penistaan agama. Namun Prancis membela hak Charlie Hebdo untuk menerbitkan kartun Nabi Muhammad atas dasar kebebasan berekspresi.
Tak Mau Ada Konflik
Presiden Rusia Vladimir Putin meyakinkan pihaknya tak mau berkonflik dengan Ukraina dan negara-negara Barat. Saat ini Rusia menunggu respon dari Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya untuk memenuhi tuntutan Rusia, yakni jaminan keamanan.
Ukraina saat ini sedang menjadi pusat ketegangan Barat dan Timur setelah Amerika Serikat dan Kyiv menuduh Rusia sedang mempersiapkan sebuah serangan baru pada Ukraina, yang berbatasan dengan Rusia pada bagian selatannya. Moskow menyangkal tuduhan tersebut.
Anggota Brigade Mekanik Terpisah ke-92 Angkatan Bersenjata Ukraina mengambil bagian dalam latihan militer di lapangan tembak di wilayah Kharkiv, Ukraina, dalam gambar selebaran ini yang dirilis 20 Desember 2021. Ukraina menuduh Rusia mengerahkan sekitar 90.000 tentara di sepanjang perbatasan panjang mereka. Layanan Pers Brigade Mekanik Terpisah ke-92/Handout via Presiden Putin dihujani pertanyaan soal kemungkinan risiko konflik dengan Ukraina selama memberikan pernyataan pers tahunan, yang berlangsung selama 4 jam.
“Ini bukan pilihan kami, kami tidak menginginkan ini (konflik),” kata Putin.
Ketegangan soal Ukraina telah mendorong hubungan Moskow dengan negara-negara Barat ke titik terendah sejak runtuhnya Uni Soviet 30 tahun silam.
Amerika Serikat, Uni Eropa dan negara anggota G7 telah memperingatkan Presiden Putin bahwa dia akan menghadapi konsekuensi besar, diantaranya sanksi ekonomi yang keras, jika melakukan agresi.
Putin mengatakan Rusia telah menerima sebuah respon positif atas permintaan jaminan keamanan, yang diajukan ke Amerika Serikat pada bulan ini. Proposal Rusia tersebut ditujukan untuk meredakan krisis. Presiden Putin pun berhadap akan ada sejumlah dialog, yang akan dimulai pada awal 2022 di Jenewa.
Advertisement