Kaledo Khas Palu, Masakan Unik Disantap pakai Ubi atau Singkong
Kaki Lembu Donggala atau yang lebih dikenal dengan nama kaledo ini adalah makanan khas masyarakat Donggala, Sulawesi Tengah, tepatnya di Kota Palu. Makanan ini mirip dengan sup buntut. Bedanya, tulang itu dari kaki lembu dan disajikan bukan dengan nasi melainkan dengan ubi atau singkong. Tapi, Anda bisa mengonsumsinya pakai nasi jika tak suka ubi atau singkong.
Begitu melegendanya sampai ada yang berseloroh, "Jangan mengaku pernah ke Palu, kalau belum mencicipi kaledo".
Ketika Ngopibareng.id diundang makan malam oleh Kepala Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Surya Bumi di Villa Bukit Indah Doda Palu, sajian kaledo sudah menjadi incaran. Mengingat, menu ini sudah menjadi pergunjingan sejak tiba di Bandara Mutiara SIS Al Jufri Palu.
Menghangatkan Tubuh
Kaledo disajikan masih dalam keadaan panas. Tidak sekedar 'uenak' tapi juga untuk menghangatkan tubuh dari dinginnya hawa Bukit Indah Doda. Bagi yang baru mengenal kaledo, pasti penasaran karena dagingnya begitu empuk dan gurih.
"Kaledo itu kepanjangannya kaki lembu donggala," ujar Ariani Makarau dari BPMP Sulteng.
Menikmati kaledo di Bukit Indah Doda ini ada kenikmatan tersendiri. Selain menunya berkelas, hawanya sejuk dan pengunjung juga dihibur live music lagu kenangan dari Obbie Messakh, Dian Piesesha hingga Nia Daniati
Di kota Palu ada beberapa rumah makan tradisional yang menyajikan kaledo sebagai menu andalan. Beda koki, beda rasa. Kaledo di restoran Bukit Indah Doda rasanya mirip dengan sup buntut atau sup iga. Tapi sup ini hanya berisi potongan tulang kaki, tanpa sayuran.
Cara makannya paling enak kalau 'dikerokoti' supaya daging yang menempel di tulang kaki habis dimakan tanpa sisa. "Nggak perlu 'jaim' yang penting bisa menikmati kaledo ini dengan puas," ujar seorang teman sambil 'ngerokoti' daging yang masih melekat di tulang.
Kaledo Resep Tradisional
Hari berikutnya, rombongan pindah makan di RM Lestari. Lokasinya tak jauh dari Kantor BPMP. Rumah makan tradisional ini milik Pungut Herlina. Menu andalannya kaledo dan ikan bakar.
Ada perbedaan rasa maupun bentuk potongan tulang dibandingkan dengan kaledo di Resto Bukit Dado. Bumbu kaledo di RM Lestari rasanya pedas mirip asem-asem. Kuahnya agak kental dan warnanya keruh.
"Di RM Lestari ini termasuk kaledo tradisional, rasanya pun beda, asam pedas. Masyarakat banyak yang menyukai rasa seperti ini," ujar Ariani Makarau.
RM Lestari di Jalan Cikditiro Palu jadi tujuan para wisatawan maupun warga lokal yang suka kaledo. Penyajiannya sederhana. Rasanya, satu porsi kaledo tak cukup memuaskan rasa lapar.
Menurut Pungut Herlina bahan dasar memasak kaledo di tempatnya sama saja dengan tempat lain. Bahan utama kaki lembu. Cara memasaknya masih tradisional. Menggunakan kayu bakar. Cara ini sudah lama ditinggalkan, padahal salah satu yang membuat rasa kaledo semakin enak adalah dengan menggunakan kayu bakar untuk memasak.
“Memang lebih repot pakai kayu bakar, tapi percaya tidak percaya cita rasanya ada di cara memasak tradisional ini,” katanya.
"Sekarang yang bisa masak kaledo bukan lagi orang Kaili, tapi suku lain juga sudah belajar masak kaledo,” sambung dia.
Menurut seorang penikmat kaledo, ada manfaat baik makanan ini buat tubuh. Selain melindungi persendian, mengonsumsi sumsum tulang juga dapat mengurangi risiko diabetes dan melancarkan pencernaan.
“Makan kaledo biasanya tubuh menjadi segar, namun tidak disarankan untuk makan dalam porsi banyak dan untuk penderita penyakit tertentu,” ucap sumber.
Selain di Bukit Indah Dado dan RM Lestari, ada banyak lokasi lainnya yang menyajikan kaledo nikmat. Salah satunya adalah Kaledo Stereo. Namun banyaknya pengunjung membuat restoran ini cepat tutup.
Cara Memasak Kaledo
Berikut ini cara mudah memasak Kaledo yang dituturkan oleh Pungut Herlina dari dapur RM Lestari Palu.
Bahan (untuk empat porsi):
800g daging iga/kaki sapi yang sudah dipotong-potong
3 liter air untuk merebus
5 lembar daun jeruk
2 lembar daun salam
2 batang serai, memarkan
1 sdt garam
1 sdt gula pasir
1 sdm asam jawa, larutkan dengan 2 sdm air
15 buah cabai rawit hijau, haluskan
Pelengkap:
Bawang merah goreng
Singkong kukus atau ubi kukus
Cara membuat:
Rebus iga/tulang kaki bersama 1,5 liter air hingga mendidih dan buih kotornya keluar. Angkat. Buang air rebusannya.
Masak kembali iga bersama sisa air, daun jeruk, daun salam, dan serai hingga mendidih.
Tambahkan penyedap rasa kaldu api, garam, dan gula. Kecilkan api, masak hingga hampir empuk. Masukkan air asam jawa dan cabai rawit, aduk. Masak hingga daging iga empuk, lalu angkat.
Taburi bawang goreng dan sajikan bersama singkong rebus atau nasi.