Kalahkan GWK Bali, Ponorogo Bangun Monumen Reog Tinggi 126 Meter
Kabupaten Ponorogo, bakal punya monumen reog setinggi 126 meter. Jika terealisasi, bangunan bernama Monumen Reog Ponorogo (MRP) itu bakal mengalahkan patung Graha Wisnu Kencana (GWK) di Kabupaten Badung, Bali.
Pemerintah Ponorogo dengan Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) Jawa Timur membuat sayembara desain monumen yang berdiri di atas perbukitan kapur di Kecamatan Sampung, Ponorogo. Juga Direktorat Kerjasama Pengelolaan Usaha (DKPU) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ikut terlibat dalam kepanitiaan sayembara.
Tim leader DED di DKPU-ITS, Wawan Ardiyan Suryawan mematok syarat desain Monumen Reog Ponorogo, harus menggambarkan barongan macan dan dadak merak. Fasad bangunan wajib menandakan bentuk reog. ‘’Juga memperhitungkan kekuatan struktur bangunan karena berada di ketinggian bukit,’’ katanya dikutip disbudparpora.ponorogo.go.id awal September 2022.
Untuk bangunan ini, panitia memproyeksikan MRP, menjadi landmark nasional. Karena, tinggi bangunan melebihi patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali yang hanya 121 meter. Berat GWK yang berbahan tembaga itu sekitar 754 ton. ‘’Monumen reog menjadi simbol sejarah peradaban Ponorogo,’’ tandas Wawan.
Menurut Wawan, tercatat 45 tim yang sudah mendaftar ikut sayembara desain Monumen Reog Ponorogo. Pendaftaran bakal ditutup 7 September 2022. Panitia akan mengumumkan nominator berikut memamerkan karya desain para pemenang sayembara berhadiah total Rp 100 juta. ‘’Kalau sudah ada pemenang, desainnya akan dituangkan dalam DED (detail engineering design),’’ ungkapnya.
Sayembara MPR yang diselengarakan Pemkab Ponorogo dimenangkan tim dari Bali. Desain yang dibikin tim tersebut dianggap tim juri sebagai yang terbaik dan berhak mendapatkan hadiah senilai Rp100 juta. Melalui karya desain berjudul Taman Ragam Selaras, tim dari Bali itu berhasil menyisihkan 60 peserta sayembara lainnya.
Perwakilan tim dari Bali Bramana Ajasmara Putra, mengatakan desain MRP berjudul Taman Ragam Selaras itu dirancang sejalan dengan visi penyelenggara yakni Pemkab Ponorogo. Pihaknya mendesain monumen itu tidak hanya sebagai tempat berkebudayaan.
Menurut Ajasmara Putra, ada nilai plus yang ditambahkan yakni sebagai kawasan pemulihan lahan dan mengembalikan fungsi kawasan sebagai tempat konservasi air. “Jadi harapannya kawasan ini tidak hanya sebagai landmark atau penanda. Tetapi juga menjadi benchmark yang bisa menjadi wadah berkebudayaan di masa depan,” katanya dikutip Solopos.com, Sabtu, 24 September 2022.
Monumen Reog Ponorogo sudah menjadi program dari Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dan Wakil Bupati Ponorogo Bunda Lisdyarita. Pada acara Kenduri Seni Reog Ponorogo, mendapatkan rekomendasi Usulan Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) Indonesia, untuk diajukan ke daftar ICH UNESCO.
Advertisement