Kalah Pilkades, Warga Sidoarjo Ancam Bongkar Paving Jalan
Seorang warga Desa Jemundo, Kecamatan Taman, Sidoarjo mengancam akan membongkar paving jalan desa lantaran gagal dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) yang digelar pada 19 Juni 2022 lalu.
Meskipun tidak semua paving telah dibongkar, Sukardjo, pria yang diduga gagal dalam Pilkades itu sengaja memasang patok di tengah jalan agar warga sekitar kesulitan melintas.
"Tidak semua paving dibongkar, namun orang yang diduga gagal dalam Pilkades memasang patok di tengah jalan desa," ucap Kadek (22) warga Desa Jemundo, Kamis, 30 Juni 2022.
Kadek menceritakan, orang yang diduga kalah dalam Pilkades tersebut awalnya mengirim pesan melalui WhatsApp kepada Ketua RT setempat (RT 9) yang berisi bahwa dirinya akan memasang patok di tengah jalan desa.
"Sempat terjadi perang mulut dengan warga yang tinggal di jalan desa saat pemasangan patok dan pembongkaran paving yang sudah lama di pasang," imbuhnya.
Sukardjo mengklaim bahwa tanah sepanjang 26 meter, dan lebar 2 meter yang dibuat jalan desa merupakan tanah pribadinya. Tanah itu digunakan sebagai jalan oleh warga.
Ketika pemasangan paving, saat itu pemilik tanah (Sukardjo) masih menjabat menjadi Kepala Desa Jemundo masa periode 2007 hingga 2012. Kemudian yang bersangkutan tidak terpilih menjadi kades periode berikutnya.
"Selanjutnya, dia mengikuti Pilkades periode tahun ini namun yang bersangkutan kembali gagal. Kegagalan itu diduga sebagai pemicu amarahnya," beber Kadek.
Hal yang sama disampaikan oleh Ridhoi warga Desa Jemundo RT 9, RW 1. Dia membenarkan bahwa mantan paslon Pilkades di Desa Jemundo, Kecamatan Taman, Sidoarjo, itulah yang melakukan. Diduga, hal itu ia lakukan karena yang bersangkutan (Sukardjo) kalah dalam kontestasi politik tersebut.
"Jalan desa ini dipaving saat beliau menjabat Kades. Diduga gagal menjadi kades, sehingga beliau akan membongkar paving karena jalan desa itu masih tanah miliknya," kata Ridhoi.
Meskipun paving tidak jadi dibongkar, lanjut Ridho'i. Tapi di tengah jalan dipasang patok dengan cara dicor dengan semen. Membuat warga yang memiliki kendaraan roda empat tidak bisa masuk dan keluar desa," pungkas Ridhoi.