Kainama Menangis di Makam Gus Dur, Setelah Itu Diwejang Gus Solah
Ahmad Cristover Kainama, tidak dapat menahan air mata ketika bersimpuh dan berdoa di makam KH Abdurrahman Wahid ( Gus Dur ), presiden ke 4 RI.
Mata pendeta yang masuk Islam sejak Agustus 2009 berkaca-kaca dan beberapa kali menyeka air mata dengan telapak tangan.
Enggan bercerita apa yang membuat nyong Ambon berkulit gelap itu menangis, saat berzirah di makam Gus Dur di komplek Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang Jawa Timur awal pekan ini.
Waktu ke luar dari Makam Gus Dur, yang semerbak harum oroma bunga mawar segar di atas pusara, Kainama masih beberapa kali menghapus air mata yang tersisa. Beberapa Santri Tebu Ireng, yang bertugas sebagai juru kunci makam Gus Dur, ingin mengajaknya salaman.
"Maaf, terima kasih saya diperbolehkan masuk ke makam.Gus Dur," ujar Kai sambil menyalami beberapa santri.
"Laki laki Ambon itu pantang meneteskan air mata, apa lagi sampai menangis. Saya pun begitu, tidak pernah menteskan air mata menghadapi ujian hidup seberat apaun," tutur Kainama lirih kepada ibu Erma Rahmawati, Kepala Madrasah Aliayah Negeri ( MAN) I Jombang, yang mendampingi waktu ziarah.
Bisa berziarah dan masuk di makam Gus Dur bagi Kainama merupakan peristiwa bersejarah. Di Ponpes Tebu Ireng bisa berdoa untuk arwah ulama besar KH Hasyim Asy'ari, pendiri NU, kakek Gus Dur serta Wahid Hasyim, ayah Gus Dur, Mentri Agama RI yang pertama.
Kainama bercerita pernah bertemu sekali dengan Gus Dur, di kediaman Romo Mangun, budayawan di Yogyakarta. "Waktu itu saya masih calon pendeta, dan Gus Dur masih menjabat Ketua Umum PBNU," kenang Kai.
Dalam pertemuan itu, Kainama memberanikan diri mengajukan sebuah pertanyaan kepada Gus Dur; " Pak Dur, orang Islam apa boleh berteman dengan orang Kristen?". Jawab Gusdur : "Berteman dengan sesama manusia tidak ada larangannya. Yang tidak boleh berteman dan bersekongkol dengan syetan,". Walupun jawaban itu disampaikan dengan santai, tapi Kai menganggap jawaban itu serius dan maknanya sangat dalam, sehingga tidak berani bertanya lagi.
Gus Dur, sosok pemimpin berjiwa besar yang sederhana. Keberpihakannya kepada orang orang yang teraniaya cukup besar, tidak merasa punya musuh meskipun, dimusuhi. "Gus Dur adalah adalah sosok berjiwa toleran sejati," puji Kainama.
Belum selesai bercerita tentang sosok Gus Dur di serambi masjid pondok, seorang petugas keamanan pondok mempersilakan Kaiman masuk ke ruang tamu. Ternyata Gus Solahuddin Wahid, pimpinan Pondok Pesantren Tebu Ireng sudah menunggu.
Dalam pertemuan dengan Gus Solah, Kainama diwejang, agar berdakwah dengan tutur kata yang satun. Jangan menyerang dan merendahkan orang lain, supaya populer. Ada orang yang keluar dari Islam, masuk masuk agama lain, kemudian menyerang Islam dengan membabi buta.
"Orang semacam itu hanya dimanfaatkan, dan banyak musuhnya. jangan diikuti," pesan adik Gus Dur tersebut.
Diakhir pertemuan Gus Solah mendokan Ahmad Christoper Kainam, tetap istiqomah dalam menjaga akidah. ( anggie sp ).