Kain Perca, Bisa Jadi Pengganti Cat untuk Lukisan
Melukis memang tak selalu mengunakan cat. Seperti yang dilakukan pelukis sekaligus perajin kain perca FR Endang Waliati yang melukis mengunakan kain sisa atau kain perca.
Di tangan Endang kain perca yang tak sebelumnya tak bernilai, diubah menjadi karya seni bermutu yang bisa dinikmati semua orang.
Melukis dari kain perca ini sudah dimulai Endang sejak tahun 1982 hingga saat ini. Awalnya ia hanya menjadikan kain perca sebagai karya seni rupa berbentuk kolase hingga akhirnya berkembang menjadi lukisan.
"Karena saya punya basic melukis, saya mencoba menyusunya menjadi lukisan. Sebenarnya banyak tidak mengira ini kain perca, karena mirip seperti lukisan dari cat," ujar Endang Waliati.
Endang mengatakan, yang harus diperhatikan dalam membuat lukisan dari perca ini adalah ketelatenan dan kesabaran tingkat tinggi. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil gambar yang bagus.
"Kemudian saat menempelkannya pun juga harus hati-hati agar tidak salah letak. Oleh karena itu, tidak bisa hanya memanfaatkan potongan-potongan sisa sebagaimana adanya saja," ungkap Endang.
Lanjut Endang, beberapa kali dirinya sering hunting di berbagai lokasi untuk mendapatkan motif tertentu yang diinginkan.
Bukan tak memiliki tantangan bagi Endang. Tantangan untuk membuat karya seni dari kain perca ialah bagaimana caranya agar karya yang dihasilkan tersebut tidak terkesan sebagai hasil karya kerajinan belaka.
"Tapi juga ada nilai estetika dalam karya saya. Saya tidak hanya menempelkan kain yang utuh saja. Karena hakekat dari kain adalah tenunan benang," jelasnya.
Maka di tangan Endang, kain-kain perca itu dia kembalikan lagi menjadi benang, dicerabuti kembali, kemudian dipotong pendek-pendek, dan dipilah dalam botol sesuai warnanya.
Kain yang sudah terserabut menjadi benang itu lantas dilekatkan dengan lem kanvas sehingga fungsi potongan benang menggantikan fungsi cat. Terkait kain yang bisa dipakai bisa apa saja. Asalkan bukan kain jeans.
Untuk membuat suatu karya dari kain perca, kata Endang, waktu yang dibutuhkan juga tidak tentu. Ia pernah membuat gambar air terjun dalam waktu lima tahun, karena mencari kain yang pas susah.
"Sementara untuk karya yang saya buat saat ini semuanya memang masih bertema alam," pungkasnya.
Advertisement