Kagumi Gus Dur, Dhimas Mengaku Anak Ideologisnya
Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dhimas Anugrah mengatakan bahwa dirinya sangat mengangumi pandangan dan cara berpolitik Presiden Indonesia ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Bahkan ia mengaku sebagai anak ideologis Gus Dur.
Menurutnya, cara berpolitik Gus Dur sangat mencerminkan ideologi bangsa Indonesia, khususnya Pancasila. Gus Dur yang berlatar belakang seorang santri, bisa memberikan warna baru bagi kehidupan bangsa Indonesia pasca Reformasi 1998.
"Gus Dur berasal dari kelompok mayoritas, tapi hebatnya beliau bisa merangkul semua kalangan termasuk minoritas. Hingga kini kawan-kawan minoritas masih sayang dan cinta dengan Gus Dur," ungkap Dhimas kepada ngopibareng.id secara eksklusif.
Dhimas yang namanya digadang-gadang akan maju dalam kontestasi Pilwali Surabaya pada tahun 2020 mengaku, semenjak ia sekolah, Gus Dur sudah menjadi panutannya. Terlebih saat ia melihat Gus Dur memimpin Indonesia. Saat itu tak banyak yang menyangka seorang santri bisa duduk di singgasana kepresidenan Indonesia.
Selama Gus Dur menjabat sebagai Presiden Indonesia, menurut Dhimas, Gus Dur merupakan sosok yang sangat pintar, brilian dan problem solver. Tak tanggung-tanggung, Dhimas menyebut Gus Dur pemimpin yang visioner.
"Selain mengedepankan toleransi, Gus Dur itu orangnya bisa berpikir cepat. Bisa melihat jauh ke depan. Tidak ada yang seperti Bung Karno (Soekarno) dan Gus Dur. Beliau bisa lihat sepuluh langkah ke depan saat orang lain baru melihat dua langkah. Beliau sangat hebat," ujar Dhimas.
Politisi muda yang sedang menempuh pendidikan S3 di Oxford itu tak menampik apabila Gus Dur merupakan pemikir yang hebat. Bagi Dhimas, Gus Dur merupakan satu-satunya sosok yang tak bisa dikalahkan secara pemikiran oleh Emha Ainun Nadjib (Cak Nun).
"Sosok unik ya Gus Dur ini. Bisa bicara perkara apapun dengan siapapun. Mau bicara agama ayo, mau politik ayo, mau ekonomi pun juga ayo. Ia bisa berdiskusi dengan semua level, mulai pemimpin agama, pemimpin negara, hingga tukang becak pun juga bisa. Itu yang tidak bisa ditiru oleh beberapa pemimpin selanjutnya," lanjutnya.
Meski begitu, Dhimas tak menampik bahwa tidak gampang bisa meniru jalan pikiran dan tindakan Gus Dur. Namun ia berusaha agar setidaknya bisa menyerap pemikiran-pemikiran sederhana Gus Dur, utamanya terkait dengan toleransi.
Karena menurut Dhimas, toleransi adalah salah satu isu yang sedang hangat akhir-akhir ini di Indonesia. Ia merasa toleransi di Indonesia sedang diuji.
"Jikalau nanti saya bisa dan diberi kesempatan untuk memimpin suatu daerah, sikap toleransi Gus Dur itu akan saya tiru. Bagaimana ia bisa merangkul semuanya tanpa melihat background orang tersebut," ujar Dhimas.
Namun ia tak menampik apabila ia tak bisa menjadi Gus Dur baru. Tetapi ia yakin, apabila niat tulus sudah digaungkan untuk merangkul semua golongan, niscaya Tuhan pun akan menolong.
"Gus Dur bukan Dhimas, Dhimas bukan Gus Dur, saya takkan menjadi seperti beliau, tetapi Insya Allah apabila kita niat, Tuhan juga pasti akan bantu kita optimalkan potensi kita" pungkasnya.
Advertisement