Kagak Ada Nyang Tau Omas Sakit Apa
Omaswati, 54 tahun, seniman lenong Betawi yang meninggal Kamis malam, diketahui tidak memiliki penyakit. Adik kandung Mandra itu dikebumikan Jumat siang di TPU Depok.
Malih, teman Omas, menyatakan tidak mengetahui penyakit yang diderita oleh Omaswati.
"Kalau ditanya riwayat penyakitnya, saya tak tahu. Saya kan bukan dokter, Kagak ada nyang tau dia sakit apa," kata Malih dengan nada bercanda ketika ditemui di lokasi pemakaman Omaswati di Depok, Jumat.
Ia mengatakan selama bersama-sama dengan Omas waktu syuting atau lainnya dia tidak pernah mengeluhkan sakit.
"Saya kenal dari kecil, dia tidak pernah mengeluhkan sakitnya," ujarnya.
Menurut Malih, almarhumah merupakan sosok yang baik dalam pergaulan dan dalam bekerja. "Sosoknya bagus rezekinya juga bagus. Jangan liat rupanya, rezeki, tidak harus wajah cakep," katanya.
Malih mengatakan hampir lebih dari lima bulan tak pernah bertemu dengan almarhumah. Jadi tak pernah tahu bagaimana kehidupannya sehari-hari.
Malih mendoakan agar almarhumah diterima di sisi-Nya, sesuai dengan amal baik perbuatannya.
Dia mengatakan bahwa Omas meninggal dunia sekitar pukul 19.30 WIB.
Omaswati lahir di Jakarta pada 3 Mei 1966. Semasa hidup dia dikenal sebagai seniman Betawi. Omas mengawali karier dengan bermain kesenian tradisional Lenong Betawi.
Selain itu, dia juga sering tampil di acara televisi sebagai pemeran pendukung dalam beberapa sinetron. Omas juga bermain dalam beberapa acara lawak di televisi.
Gaya lawakannya yang khas dan ceplas-ceplos menjadi salah satu ciri khas yang melekat pada Omas.
Omas memulai karir di dunia hiburan Indonesia dari lenong. Salah satu kelompok lenong yang pernah dia ikuti bernama Sinar Baru pimpinan adiknya, Mastur, yang juga adik Mandra.
Omas juga pernah tampil di acara lenong salah satu stasiun televisi swasta, "Lenong Abang None" bersama Mpok Atiek, Malih, Yurike P dan Tata Dado.
Kemudian, untuk memperluas pengetahuan di dunia seni Betawi, dia kerap meminta saran kepada senior-seniornya termasuk mendiang Mpok Nori.
Semasa hidup dia pernah berkisah sempat dititipkan pesan untuk menjaga kesenian Betawi oleh Mpok Nori.
Waktu itu, Omas sempat berpendapat sulit mewujudkannya mengingat perlu adanya kerja sama kuat dari sesama warga Betawi, pemerintah dan lembaga lainnya.
Upaya Omas melestarikan salah satu kesenian Betawi itu melalui keikutsertaannya mendirikan organisasi Pangsi (Pelestarian Sanggar Seni Budaya Betawi) bersama Mandra dan seniman Betawi lainnya pada tahun 2012.
Dia juga mendirikan grup "Letop" alias Lenong dan Topeng Betawi di rumahnya, kawasan Depok, Jawa Barat. (ant/ams)