Kafe Kisah Kopi, Kisah tentang Kopi Blitar yang Dilupakan
Kafe Kisah Kopi Blitar mengangkat kearifan kopi lokal Blitar sebagai sajian menu utama. Kafe ini berada di Jalan Ronggolawe, Kelurahan Pakunden, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar, Jawa Timur.
Saat Ngopibareng.id berkunjung, tampak dari luar bangunan kafe seperti rumah pemukiman biasa. Lokasi ini tampak asri. Kafe ini berada di bekas garasi mobil yang luas dan sengaja disulap menjadi tempat nongkrong para penggemar kopi.
Secangkir kopi pun coba dicicipi Ngopibareng.id. Saat menyeruput kopi muncul pertanyaan, "Kenapa kafe ini dinamakan Kisah Kopi Blitar?"
Sambil berbincang dengan teman ngopi alias ngobrol penuh inspirasi, sang pemilik kafe pun ikut gabung. Dia adalah Roni Tjandra Gunawan. Pria ini tentu tak asing bagi warga Blitar. Sebab, dia menjabat sebagai Kabid Disperindag Kabupaten Blitar.
Roni Tjandra Gunawan pun menceritakan usaha barunya ini. Kisah Kopi hadir menjadi salah satu kafe di Blitar yang memiliki visi tidak hanya sebagai tempat nongkrong tetapi juga sejarah perkebunan kopi di Blitar.
"Keunggulan kopi yang dihasilkan perkebunan kopi di Kabupaten Blitar hanya bisa dikonsumsi untuk kebutuhan ekspor dan dikelola oleh korporasi asing," kata Roni Tjandra Gunawan mengawali obrolan.
Roni Tjandra Gunawan menjelaskan, kepemilikan perkebunan kopi yang ada di kabupaten Blitar, berdasarkan dokumen, dimiliki oleh korporasi perusahaan asing dari Eropa.
"Paling banyak yang memiliki perkebunan kopi di Kabupaten Blitar adalah perusahan-perusahan Belanda, selain itu ada sebagian dari Jernan dan Swedia," sambung dia.
Kabupaten Blitar mempunyai 38 perkebunan kopi, kebanyakan dikelola oleh perusahaan korporasi asing, sejak pada zaman penjajahan Belanda. Roni Tjandra Gunawan menuturkan, kebun-kebun yang dimiliki oleh korporasi perusahaab asing tersebut kebanyakan tertutup untuk umum, dan warga tidak diperbolehkan mengetehui tehnologi pengolahan kopi.
Kebun kebun tersebut selalu ada gerbang yang dijaga ketat oleh petugas keamanan. Perkebunan yang membudidayakan kopi di bagian utara Kabupaten Blitar adalah perkebunan Gambar yang sekarang berubah menjadi mengembangkan komoditas tebu. Sedangkan Candi Sewu membudidayakan teh dan kopi, dan cengkeh. Sampai sekarang masih eksis seperti Karanganyar dan Kalisari," jelas Roni Tjandra Gunawan.
Sementara itu, Sengon, Banaran, dan Serah kencong selain merupakan perkebunan kopi yang luasnya ribuan hektar, juga mengembangkan perkebunan teh yang dikelola oleh perusahaan asing.
"Seperti kopi dari perkebunan Kalisari, kopinya diolah di Tamrin dan di negara Singapura. Pasar kopi dari perkebunan di Blitar utara rata-rata untuk kebutuhan Pasar Eropa," sambung Kabid Disperindag Kabupaten Blitar.
Kebun kopi dan teh yang ada di Blitar utara, sebagian besar dimiliki oleh Belanda. Mereka secara turun temurun telah menikmati hasil keistemewaan kopi dari tanah Kabupaten Blitar sejak zaman penjajahan Belanda.
Sebagai contoh perkebunan Karanganyar, yang dikelola oleh Heri Nugroho, mantan Bupati Blitar yang menjabat dua periode, yakni 2006-2011 dan 2011-2016, sering didatangi wisatawan dari negeri Belanda yang napak tilas peninggalan nenek moyangnya.
Kopi yang banyak dikembangkan di perkebunan lereng Gunung Kelud Blitar utara rata-rata kopi Robusta dan sebagian kecil kopi Arabika.
Sedangkan kopi di kafe milik Roni Tjandra Gunawan didatangkan langsung kopi dari petani di Kecamatan Doko dan sekitarnya. Kecamatan Doko terkenal sebagai salah satu penghasil kopi jenis Rabusta dan Arabika di Kabupaten Blitar.
Dalam penyajian kopi, pihaknya juga menggunakan gula aren. Oleh karena itu, Kisah Kopi memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri dalam menyajikan kopi.
Menurutnya, tren ngopi cantik saat ini semakin naik daun. Menghabiskan waktu dengan secangkir kopi sekarang, ia katakan, tidak hanya menjadi hobi para laki-laki tetapi juga perempuan.
"Kisah Kopi dapat dijadikan wadah bagi para anak muda atau komunitas untuk saling bertukar pikiran dan menjalin relasi satu sama lain," sambung Roni Tjandra Gunawan.
Pengunjung Kisah Kopi, lanjut Roni Tjandra Gunawan, harus tetap mematuhi protokol kesehatan saat nongkrong di Kisah Kopi. Pengunjung harus mencuci tangan terlebih dahulu, memakai masker dan menjaga jarak.
"Kami mengatur jarak satu meter antar kursi. Dan satu meja hanya kami sediakan dua kursi," tambahnya.
Advertisement