Kado HJKS, Warga Sukses Padat Karya Akan Lepas Stiker Miskin
Program padat karya menjadi salah satu upaya Pemkot Surabaya dalam mengentaskan kemiskinan. Pada momentum resepsi Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-730, Walikota Surabaya, Eri Cahyadi menyebut, program padat karya akan menjadi fokus pemberdayaan UMKM tahun ini.
Program Padat Karya binaan Pemkot Surabaya berbentuk Cafe, Sentra Menjahit, Laundry, Cuci Kendaraan, Perbaikan Rutilahu (Rumah Tidak Layak Huni), Budi Daya Pertanian dan Peternakan, Rumah Maggot hingga Pembuatan Paving.
Pemkot Surabaya juga memberikan penghargaan bagi para keluarga miskin yang tergabung dalam program Padat Karya. Mereka pun bercerita mengenai perjuangannya keluar dari kemiskinan. Bahkan, mereka juga akan melepas stiker keluarga miskin yang tertempel di rumahnya.
Salah satunya, Dewi Munir penjahit UMKM Benang Emas dari Koperasi Sumber Mulia. Ia menyampaikan, tak menyangka dengan dengan kesempatan yang diberikan Pemkot Surabaya bisa berpendapatan Rp4 juta perbulan dari sebelumnya Rp500 ribu.
“Alhamdulillah saya bisa terlepas dari data Keluarga Miskin karena ikut program binaan Pemkot Surabaya. Saya berterima kasih kepada Pak Eri dan Pak Armuji karena warga Surabaya diberikan peluang yang begitu banyak, serta selamat ulang tahun untuk Kota Surabaya,” kata Dewi Munir.
Senada dengan itu, Syaiful Anas warga Kelurahan Ploso, Kecamatan Tambaksari, Surabaya yang mewakili para pembuat paving mengaku bahwa sebelumnya mengikuti program Padat Karya, ia terpaksa menutup usaha warungnya akibat pandemi Covid-19. Kini, setelah mengikuti program tersebut, pendapatan yang ia terima mencapai Rp 5-6 juta per bulannya.
“Setelah ikut Padat Karya, Alhamdulillah merubah perekonomian dan meningkatnya taraf hidup saya. Semua fasilitas dari Pemkot Surabaya, sekarang penghasilan bisa mencapai Rp 5-6 juta per bulan. Terima kasih untuk Pemkot Surabaya dan jajarannya, serta Pak Eri dan Pak Armuji,” ujarnya Syaiful.
Ditemui di lokasi yang sama, Fitria memilih untuk mengelola usaha Toko Kelontong melalui program Padat Karya. Kini pendapatannya mencapai RP 2 juta per bulan. Sebab, sebelumnya hanya mencapai Rp500 ribu per bulan.
“Alhamdulilah bisa meningkatkan perekonomian keluarga saya. Terima kasih untuk program padat karyanya," tandasnya.
Advertisement