Kadispendik Jatim Jamin Anak Nakes Bisa Masuk SMA/SMK Negeri
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memutuskan memberikan jatah kuota 1% kepada anak tenaga kesehatan yang menangani virus Corona atau covid-19 Jawa Timur, dalam PPDB 2020 SMK dan SMA.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wahid Wahyudi mengatakan, keputusan pemberian 1% kuota PPDB SMA dan SMK untuk anak-anak kesehatan tidak mempengaruhi banyak PPDB SMA SMK yang akan dilakukan oleh pihaknya.
Menurutnya, keputusan tersebut sudah dipertimbangkan oleh pihaknya, Dinas Pendidikan berdasarkan data-data yang ia miliki. Terlebih kuota yang disiapkan adalah kuota maksimal, dan bisa saja kebutuhan para nakes di bawah angka yang sudah mereka tetapkan.
Wahid mengatakan, berdasarkan data yang ia terima dari tim penanganan covid-19 di Jawa Timur, bahwa jumlah rumah sakit rujukan di Jawa Timur itu ada 99 rumah sakit.
Sedangkan untuk jumlah tenaga kesehatan yang menangani langsung covid-19 di rumah sakit rata-rata antara 10 sampai dengan 40 orang.
"Kalau kami ambil yang maksimal saja 99 rumah sakit, per rumah sakit ada 40 orang yang terlibat langsung dalam penanganan covid-19. Kan berarti ada 3960 orang tenaga yang menangani covid-19," kata Wahid, Sabtu 30 Mei 2020 di Gedung Negara Grahadi.
Ia mengatakan, bahwa ia mengambil asumsi dan kuota terbesar, dengan angka 80% para tenaga medis, sampai sopir ambulans yang terlibat di dalam penanganan covid-19. Maka akan ada 3168 anak dari tenaga kesehatan yang akan masuk SMA dan SMK tahun ini.
Dengan data tersebut, Wahid menyiapkan kuota sebesar 3817 siswa, dalam PPDB tersebut. Angka itu hanya 1% dari total kuota keseluruhan di Jatim yang mencapai 381752.
"Jadi data ini semua, kami sudah asumsikan yang terbesar. Jadi Insya Allah sudah cukup. Hanya 1% dari total keseluruhan PPDB," katanya.
Ia berharap, dengan kuota yang ia siapkan ini semua putra-putri dari tenaga medis yang ada di Jawa Timur, bisa tertampung untuk masuk SMA Negeri dan SMK negeri yang diharapkan.
Menurutnya, ini adalah salah satu bentuk perhatian luar biasa Khofifah kepada para tenaga medis. Baik itu dokter nya, perawatnya, hingga sopir ambulannya mendapatkan kuota tersebut.
"Semata-mata agar para tenaga medis itu bisa tenang dan konsentrasi bekerja di dalam penanganan covid-19 di Jawa Timur," katanya.