Kadis DP5A Meninggal karena Beban Kerja Berlebih?
Kabar duka datang dari Pemerintah Kota Surabaya, Senin 13 Juli 2020 malam. Pasalnya Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A), Chandra Oratmangun meninggal dunia.
Rumor yang beredar, Chandra meninggal karena Covid-19. Meski Pemkot menolak isu tersebut dan menyatakan bahwa Chandra meninggal karena penyakit pneumonia methicillin-resistant s aureus (MRSA) setelah hasil dua kali tes swabnya dinyatakan negatif.
Menanggapi kabar tersebut, Ketua DPD Golkar Kota Surabaya yang juga Ketua Fraksi Golkar DPRD Kota Surabaya, Arif Fathoni, menyatakan turut berbelasungkawa. Ia juga berharap semua kebaikan dan amal ibadah Chandra diterima oleh Tuhan dan meninggal dalam keadaan husnul khotimah.
"Saya ikut berbelasungkawa yang sedalam dalamnya. Mudah-mudahan beliau husnul khotimah," kata Arif Fathoni, Selasa 14 Juli 2020.
Dengan meninggalnya Kepala OPD Pemkot surabaya, menurut Toni ada yang salah dengan cara kerja dan kegiatan Pemkot Surabaya. Menurutnya, para kepala OPD memiliki beban kerja yang berat dan berlebih.
Terlebih saat ini, mereka selain memikirkan dan mengejawantahkan visi-misi Tri Rismaharini dalam pembangunan Kota Surabaya. Mereka juga terus berpikir dalam mengatasi pandemi.
"Pandemi ini menggerus imun tubuh. Sebaiknya Walikota Surabaya mengatur jadwal masuk kerja yang sedikit longgar ke para kepala OPD dan ASN. Beban dan tekanan kerja jangan terlalu berlebihan, karena bisa mengurangi kekebalan tubuh," kata Toni.
Bagi Toni, dengan beban kerja yang banyak dan berat, akan berdampak buruk bagi tubuh mereka, sehingga bisa dengan mudah terinfeksi berbagai jenis virus, utamanya Covid-19 yang sedang melanda Kota Surabaya.
"Kita semua tahu, bahwa di samping beban kerja harian, sebagian OPD juga dibebani untuk bekerja di dapur umum. Itu baik kok, asal tidak membuat kerja berlebihan, karena berpotensi terinfeksi virus Covid," katanya.
Menurutnya, dengan kejadian ini adalah momen tepat bagi Pemkot Surabaya dalam mengimplementasikan sistem digitalisasi yang selama ini diproklamirkan oleh Pemkot.
"Sebagai Kota yang memproklamirkan diri menjadi kota digital, ini momen yang tepat untuk mengimplementasikan. Apakah secara sistem Surabaya sudah bisa menjalankan pekerjaan by sistem yang bisa dikerjakan dari manapun," katanya.