Kades di Banyuwangi Minta Tol Probowangi Tak Melewati Area Sawah
Pemerintah Desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, berharap jalur tol Probolinggo-Banyuwangi (Probowangi) tidak melewati sawah produktif milik masyarakat. Mereka berharap agar tol digeser ke arah barat dan banyak melewati tanah negara. Sehingga tidak perlu melakukan pembebasan lahan milik warga.
Kepala Desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo, Maimun Hariyono, menyatakan, penetapan lokasi untuk pembangunan jalan tol Probolinggo-Banyuwangi sudah dilakukan. Namun, menurutnya sampai saat ini belum ada kejelasan lagi. “Sampai saat ini progresnya belum jelas,” katanya, Senin, 6 November 2023.
Dia menyebut, sebenarnya ada dua opsi trase (garis yang saling berhubungan dalam perencanaan jalan baru). Pertama yang melewati area sawah, selanjutnya melewati tanah negara yakni kawasan Perhutani. Lokasi tanah negara ini berada di bagian barat Desa Watukebo. Sedangkan pada opsi kedua ini tidak melewati area persawahan.
Sebagai kepala desa, dirinya menolak trase yang melewati area persawahan tersebut. Pemerintah Desa Watukebo, kata dia, berkeinginan tidak melewati area persawahan. Karena itu dampaknya akan sangat besar bagi masyarakat Desa Watukebo. “Karena nanti para petani, pekerja akan kehilangan mata pencaharian dan pekerjaan,” ujarnya.
Dia menyebut, opsi trase melewati tanah negara ini sebenarnya sudah pernah disurvei oleh pihak terkait. Namun, menurutnya, sampai saat ini masih belum ada tindak lanjut. “Cuma, pernah disurvei lagi untuk trase opsi yang kedua itu,” katanya.
Dijelaskan, di Desa Watukebo, ada sekitar 87 KK yang lahannya terdampak pembangunan jalan tol Probolinggo-Banyuwangi. Dia menegaskan, mayoritas warga setuju lahannya dilewati jalan tol. Memang ada warganya yang menolak. Tapi lebih banyak yang mau. Karena mereka tidak paham terkait bagaimana dampak selanjutnya. “Saya berharap trase tersebut tidak melewati persawahan, bisa bergeser ke barat lagi,” katanya.
Warga desa, lanjutnya, lebih banyak yang setuju lahannya dilewati jalan tol. Hanya saja, karena ketidakpahaman warga terkait dampaknya ke depan, jika trase tersebut melalui area persawahan. Dia pun akan memberikan sosialisasi kepada masyarakat. “Kalau pun tetap akan dilaksanakan monggo, tapi saya kan ada solusi dalam hal ini. Artinya demi kepentingan masyarakat juga,” katanya.
Dia menyebut, banyak keuntungan jika trase jalan tersebut tidak melewati area persawahan. Jika digeser ke barat, maka wilayah yang dilewati adalah tanah negara. Sehingga tidak perlu melakukan pembebasan lahan. “Tentunya tidak mengeluarkan biaya (pembebasan lahan). Karena tanah milik pemerintah,” pungkasnya.