Kader di Jatim Sebut DPP Demokrat Salahi Aturan dalam Musda Jatim
Gelombang penolakan penetapan Emil Elestianto Dardak sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Jawa Timur terus berdatangan. Ketua DPC Partai Demokrat Bangkalan, Abdurrahman menyebut, Musyawarah Daerah (Musda) Demokrat Jatim masih menyisakan sederet persoalan. Pasalnya, musda tersebut sudah menyalahi AD/ART.
Pasalnya, dalam AD/ART disebutkan bahwa peraturan organisasi disahkan selambat-lambatnya satu tahun pasca penetapan sesuai Pasal 100 Ayat 3. "Sedangkan AD/ART ditetapkan pada 15 Maret 2020 sejak ditetapkan pada 3 Mei 2020," tambah pria yang juga anggota DPRD Bangkalan tiga periode ini.
Karena itu, ia menyebut jika Musda DPD Partai Demokrat Jatim tidak sah sesuai AD/ART partai karena melebihi batas waktu.
"Kami justru ingin mendapatkan pencerahan dari para pakar hukum dan tata negara di negeri ini. Apakah sesungguhnya kami yang melanggar AD/ART atau justru DPP (Dewan Pimpinan Pusat) yang tidak sesuai dengan AD/ART," pungkasnya.
Kekecewaan itu juga dirasakan Fery Firmansyah selaku Ketua DPC Partai Demokrat Bondowoso. Pihaknya, merasa kecewa lantaran Bayu Airlangga secara nyata meraih suara dukungan terbanyak yakni 25 DPC dikalahkan dengan Emil Dardak dengan raihan suara 13 suara.
"Kami kecewa karena Mas Bayu secara nyata meraih dukungan besar ternyata tidak diberi mandat Oleh DPP," ujarnya.
Ferry berharap agar DPP Partai Demokrat menelaah kembali agar proses demokrasi berjalan secara baik.
Ia menjelaskan, dalam PO Pasal 8B Ayat 3 berbunyi bakal calon ketua DPD Partai Demokrat hasil penjaringan yang akan diajukan dalam Musda/Musdalub diputuskan dan ditetapkan oleh DPP selambatnya 7 hari sebelum pelaksanaan Musda/Musdalub.
"Pada saat pelaksanaan musda PD Jatim kemarin baru pagi hari pada saat pelaksanaan Musda kami baru tau Emil Dardak daftar. Artinya, sudah terlambat tidak ada calon selain Mas Bayu," bebernya.
Ia menilai, Agus Harimurti Yudhoyono selaku Ketua Umum Partai Demokrat dan tim tidak jeli memotret dinamika Demokrat di Jatim. Karena memandang dukungan 25 DPC pada Bayu Airlangga hanya sebagai persoalan yang biasa saja.
Ferry menambahkan, AHY sebagai penerus trah Susilo Bambang Yudhoyono yang lahir dari Jawa Timur, kurang responsif dalam menangani persoalan Kader di Jatim. Hal ini justru terkesan membiarkan orang kepercayaannya turun dan justru berpotensi menambah persoalan baru.
"Pada saatnya kami 25 DPC PD pendukung Bayu Airlangga, akan jadi saksi sejarah atas keputusan DPP memilih Emil Dardak pimpin PD Jatim," pungkasnya.
Catatan redaksi: berita ini telah mengalami penyuntingan pada, Rabu 20 April 2022, pukul 21:50 WIB. Redaksi memohon maaf.