Kabut Asap Beracun, India Tutup Sekolah Sepekan
Pihak berwenang New Delhi, India, pada hari Sabtu mengatakan sekolah-sekolah di ibu kota India akan ditutup selama sepekan karena hakim Mahkamah Agung menyarankan untuk memberlakukan penguncian polusi.
“Sekolah akan ditutup sehingga anak-anak tidak perlu menghirup udara yang tercemar,” kata Kepala Menteri Delhi Arvind Kejriwal dikutip dw.com, Minggu 14 November 2021.
Padahal sekolah baru saja dibuka kembali setelah penguncian COVID-19. Keputusan itu diambil ketika selama sepekan terakhir kualitas udara memburuk dan virus corona terus menjadi ancaman.
New Delhi, yang dianggap sebagai salah satu ibu kota paling tercemar di dunia, mencatat tingkat polutan berbahaya di atmosfer.
Emisi Pabrik dan Kendaraan
Ibu kota India itu dilanda emisi pabrik dan kendaraan serta asap dari kebakaran lahan pertanian dan debu dari lokasi bangunan.
Gelombang polusi terbaru diperburuk oleh keluarga yang membakar sisa-sisa tanaman tahun lalu sebelum musim dingin. Peluncuran ribuan kembang api untuk merayakan festival lampu India, Diwali, semakin memperdalam masalah.
“Setelah COVID, polusi telah menjadi ancaman besar bagi kesehatan masyarakat terutama bagi anak-anak dan lansia,” kata Ashok Agarwal, presiden nasional Asosiasi Orangtua Seluruh India, awal pekan ini.
Pada hari Sabtu, tingkat partikel PM 2.5 yang berbahaya mencapai 300 pada Indeks Kualitas Udara (AQI), 20 kali lipat dari batas harian maksimum yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia.
Badan Pengendalian Polusi Pusat mengatakan bahwa “angin rendah dengan kondisi tenang pada malam hari” akan berlanjut hingga 18 November, menyebabkan sakit kepala dan masalah pernapasan.
“Kami mendapatkan 12-14 pasien setiap hari di ruang gawat darurat, kebanyakan pada malam hari, dengan gejala gangguan tidur dan panik,” kata Dr Suranjit Chatterjee dari Rumah Sakit Apollo kepada surat kabar Times of India.
Apa itu penguncian polusi?
Pada hari Sabtu, seorang hakim Mahkamah Agung berbicara tentang memberlakukan penguncian di kota New Delhi untuk membantu meringankan masalah kualitas udara pada penduduk.
“Bagaimana kita akan hidup sebaliknya?” tanya Hakim Ketua N.V. Ramana.
Kepala menteri Delhi mengatakan pemerintahnya akan mempertimbangkan saran pengadilan setelah mendiskusikan kemungkinan tersebut dengan para pemangku kepentingan utama di kota itu.