Kabupaten Probolinggo Izinkan Salat Id Bersyarat
Pemkab Probolinggo mengizinkan pihak masjid-masjid, mushola, dan tanah lapang menggelar salat Idul Fitri tahun ini dengan sejumlah syarat. Jika tidak memenuhi syarat tersebut, disarankan warga salat di rumah masing-masing.
“Kebijakan Pemkab Probolinggo boleh salat id dengan sejumlah syarat. Pertama masjid bukan di dusun yang zona merah dan dusun itu klir dari Pasien Dalam Pengawasan (PDP),” ujar Bupati Probolinggo, Puput Tantriana Sari kepada wartawan di pendopo kabupaten setempat, Senin sore, 18 Mei 2020.
Bupati yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo menambahkan, syarat lain berupa diterapkannya protokol kesehatan terhadap jemaah salat id. Di antaranya, jemaah bermasker dan mencuci kedua tangan dengan hand santizer.
“Selain itu shof salat diatur berjarak ke depan, belakang, kiri, dan kanan minimal satu meter,” ujar bupati. Bahkan demi menghindari kerumunan warga saat datang dan pulang, takmir diminta menyiapkan tas plastik (kresek) untuk menyimpan sandal jemaah.
“Biasanya kan saat pulang berkerumun mencari sandal, biar cepat sandal dibungkus kresek. Usai salat tidak perlu bersalam-salaman,” tambah bupati perempuan pertama di Probolinggo itu. Pemkab bekerja sama dengan Kemenag juga akan menyiapkan materi khutbah yang pas dengan pandemi Covid-19.
Masih dengan pencegahan Covid-19, pihak kecamatan diminta mengawasi masjid jamik tingkat kecamatan. “Kecamatan hendaknya ikut mem-back up personel di masjid jamik kecamatan,” katanya.
Meski masih ada penambahan jumlah warga positif Covid-19, bupati mengaku, bersyukur karena jumlah yang sembuh dari Covid-19 juga bertambah. “Per Minggu, 17 Mei kemarin, memang yang positif Covid-19 ada 44 orang. Tetapi sisi lain, alhamdulillah, yang sembuh ada 11 orang,” ujarnya.
Jubir Gugus Penanganan Covid-19, dr Anang Budo Yoelijanto yang mendampingi bupati menambahkan, dengan kesembuhan 11 orang berarti tingkat kesembuhan sekitar 25 persen. “Tingkat kesembuhan 25 persen ini di atas angka nasional,” katanya.
Ke-11 pasien Covid-19 yang sembuh berasal dari tiga desa yakni, enam dari Jabungsisir, Kecamatan Paiton dan empat orang dari Bayeman, Kecamatan Dringu. Satu lagi dari Gebangan, Kecamatan Krejengan.
Selain 11 pasien yang sembuh, dilaporkan seorang pasien positif Covid-19 meninggal dunia. “Pasien positif yang meninggal itu dari Desa Mentor, Kecamatan Sumberasih. Sudah dikuburkan,” kata Anang yang juga Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo.
Bupati pun sempat wawancara langsung dengan salah seorang pasien yang sembuh, Abdul Hadi melalui video call. “Ketika hendak dimasukkan tempat karantina saya sempat sakit. Setelah dikarantina sembuh hingga sekarang,” kata Hadi.
Begitu divonis terpapar Covid-19, Hadi mengaku, muncul stigma (cap buruk) di masyarakat. Hal itu yang membuat dirinya merasa tertekan.
Bupati kemudian mengomentari, memang ada sakit fisik yang dipicu oleh psikis yakni, psikosomatis. “Jaga kesehatan, jaga pola makan. Sampaikan salam kami kepada keluarga bapak,” ujar bupati.