Kabar Whisnu-Eri dapat Rekom, Pakar: Menyatukan Faksi PDIP
Rekomendasi Pilwali Kota Surabaya 2020 dikabarkan sudah final dan jatuh ke tangan pasangan Whisnu Sakti Buana-Eri Cahyadi. Mereka digadang-gadang akan diusung oleh DPP PDIP sebagai bakal calon Walikota dan Wakil Walikota Surabaya pada Pilwali Serentak pada 9 Desember 2020.
Namun kenyataannya, hingga berita ini diturunkan, Kepala BP Pemilu DPD PDIP Jawa Timur Deni Wicaksono mengaku belum menerima bocoran siapa bakal calon pasangan walikota dan wakilnya di Kota Pahlawan. DPP PDIP berjanji akan mengumumkan rekom, pada Selasa 11 Agustus 2020.
Jika informasi soal rekom Whisnu-Eri itu benar, menurut pakar Politik Universitas Airlangga Sukowidodo, akan berdampak positif bagi perkembangan politik PDIP di Kota Surabaya.
Suko menyebut, bukan rahasia lagi bahwa di PDIP Surabaya ‘terpolarisasi’ menjadi 3 faksi. Yakni Faksi Tri Rismaharini, Faksi Whisnu Sakti Buana, dan Faksi Bambang DH.
Jika Whisnu-Eri yang direkom, lanjut Suko, pasangan ini meminimalisasi risiko konflik tersembunyi yang terjadi di internal PDIP Kota Surabaya. Sehingga, PDIP kota Surabaya akan bersatu dalam menghadapi pilwali Surabaya.
“Kekuatan mereka akan kuat. Karena faksinya disatukan seperti itu. Jadi semua akan menerima dan menguatkan satu sama lain. Tidak ada lagi ogah-ogahan karena beda faksi, bukan lagi terpaksa karena keputusan partai,” kata Suko, Senin 10 Agustus 2020.
Selain itu, pasangan Whisnu-Eri dinilai Suko bermanfaat bagi suara partai di pilwali mendatang. Sebab, kedua orang tersebut sama-sama bisa mendulang suara di kubu PDIP.
"Whisnu merupakan sosok penting di PDIP Kota Surabaya. Pernah menjabat sebagai Ketua DPC, Whisnu yang kini menjadi Wakil Walikota merupakan sosok yang disegani di banyak cabang dan ranting PDIP Kota Surabaya. Sehingga ceruk pemilih PDIP akan terwakili oleh Whisnu," demikian penilaian Suko.
Sedangkan Eri Cahyadi, menurut Suko, bisa mengambil ceruk pemilih yang suka dengan kinerja Tri Rismaharini yang menjabat walikota selama dua periode. Tak dipungkiri bahwa Eri adalah otak dibalik pembangunan Surabaya dalam beberapa tahun terakhir ini.
Eri kerap dibanggakan oleh Risma. Menjabat sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembanggunan Kota (Bappeko), Eri disebut "anak emas" Risma yang akan melanjutkan proyek-proyek pembangunan di Kota Pahlawan.
Sehingga, pemilihan Eri merupakan cara PDIP untuk mengambil ceruk pemilih yang memang suka dengan kinerja Risma, yang kini diwakili oleh Eri Cahyadi.
“itu dua sosok penting di pilwali nanti. Karena Risma sudah tidak bisa maju. JAdi memang PDIP harus mengamankan suara di kader dan warga pada umumnya. Whisnu-Eri menurut saya pilihan yang masuk akal,” kata Suko.
Meski begitu, masih ada catatan menurut Suko bagi pasangan itu, khususnya Eri. Dia bisa segera mengumumkan bahwa dirinya ikut dalam pilwali dan segera mundur dari jabatannya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Surabaya.
"Jika tidak, Eri akan kehilangan respect dari warga yang merasa Eri memanfaatkan jabatan untuk pilwali. Dia kan sudah keliling ya, ditakutkan warga mempertanyakan kok tidak mundur,” ujar Suko.