Tak Ada Lockdown di Madura
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa membantah kabar Pulau Madura lockdown. Kabar pintu masuk Jembatan Suramadu, baik di sisi Madura maupun Surabaya adalah kabar bohong atau hoaks.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim), kata Khofifah, tidak memiliki rencana untuk melakukan lockdown di Pulau Garam. "Hanya akan melakukan pengetatan kendaraan dan orang, yang keluar dan masuk Madura melalui Jembatan Suramadu," terangnya saat jumpa pers di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.
Jembatan Suramadu akan dipasang semprotan cairan disinfektan drive thru, baik dari sisi Surabaya maupun Madura. Sehingga, kendaraan yang lewat tak akan menjadi carrier virus Covid-19.
Hal ini dilakukan demi pencegahan sebaran Covid-19. Dikhawatirkan jumlah pasien corona akan bertambah. Sebab sesuai data, setiap hari bertambah warga Jatim yang positif virus corona. Saat ini sudah sebanyak 90 orang positif Covid-19 di Jatim.
"Jadi tidak ada namanya kita melakukan lockdown. Kita melakukan proteksi dengan pengamanan yang berlapis. Ini adalah salah satu caranya," kata Khofifah.
Selain menyiapkan drive thru penyemprotan disinfektan, Khofifah mengaku juga akan menolak rombongan bus, yang penumpangnya tidak ber-KTP Madura, apabila mereka masuk ke Madura melalui Jembatan Suramadu.
Bus tersebut akan dihentikan di jarak 500 meter sebelum pintu masuk Jembatan Suramadu, dan disuruh putar balik membatalkan perjalanan mereka.
"Saya minta untuk ditunda dulu perjalanannya ke Madura. Tolong, ini adalah wabah yang penyebarannya cepat sekali. Ini salah satu penanganan oleh kita. Jangan keluar rumah kalau memang tidak urgent," terang Khofifah.
Soal lockdown, lanjut Khofifah, hal tersebut merupakan kewenangan pemerintah pusat. Hingga detik ini memang Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum memutuskan akan me-lockdown Indonesia. Namun, sebagian daerah telah melakukan isolasi wilayah.
"Kepala Daerah Provinsi atau Kabupaten/Kota hanya akan mengikuti arahan, jika pemerintah pusat sudah mengambil keputusan (lockdown)," terangnya.
Jika dilakukan lockdown, menurut Khofifah, dipastikan tidak akan ada mobilitas masyarakat di jalan raya. Hanya aparat keamanan, yakni Polri, TNI dan tim medis saja yang boleh melintas didukung petugas pengirim keperluan logistik.
"Pasti ada petugas khusus, untuk pengiriman barang. Apakah beras, apakah sembako, apakah BBM dan seterusnya," katanya.