Kabar Baik Soal Omicron dari Menteri Keuangan Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada kabar baik dari Covid-19 varian Omicron. Meski penyebarannya lebih cepat dari varian Delta, gejala varian Omicron lebih rendah dari Delta.
Hal ini membuat tingkat okupansi tempat tidur rumah sakit (BOR) dan tingkat kematian lebih rendah dibanding varian Delta. Namun, dia mengingatkan, bukan berarti boleh sombong dan tidak menerapkan protokol kesehatan.
"Ada peningkatan kasus infeksi Omicron, kabar baiknya negara lain menunjukkan meskipun transmisi lebih cepat, dari sisi tingkat okupansi RS dan kematian lebih rendah. Tapi tidak boleh takabur," ucap Sri Mulyani dalam Mandiri Investment Forum 2022 yang dikutip kanal Youtube Setpres, Kamis, 10 Februari 2022.
Wanita yang akrab disapa Ani ini menuturkan, varian Omicron di Tanah Air masih berpotensi meninggi. Pemerintah memprediksi, puncak varian Omicron terjadi pada akhir Februari, dan tingkat kasusnya 2-3 kali lebih tinggi dibanding varian Delta.
Beruntungnya, tingkat akselerasi vaksin sudah meninggi. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyatakan, pemerintah akan terus mengakselerasi capaian vaksinasi, utamanya vaksinasi dosis ketiga (booster) yang sudah dimulai pada 12 Januari 2022.
"Itulah mengapa bagi Indonesia ada dua hal penting, yaitu akselerasi vaksinasi terutama booster, sembari melanjutkan implementasi disiplin protokol kesehatan," ujar Ani.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, pemerintah masih fokus terhadap penanganan pandemi, utamanya varian Omicron di tahun 2022. Di tahun ini, pihaknya sudah menganggarkan program PEN senilai Rp455,62 triliun.
Program ini dikerucutkan menjadi 3 klaster dari sebelumnya 5 klaster, yakni penanganan kesehatan, perlindungan masyarakat, dan pemulihan ekonomi.
"Jadi, kami masih berurusan dengan Covid-19 dan Omicron saat ini ada di pikiran kami. Dunia tidak terkecuali Indonesia juga menjadi saksi meningkatnya kasus Omicron," kata Sri Mulyani.