Jutaan Saldo PNS Raib, Ini Kata Bank Jatim dan BNI Pasuruan
Nasib para nasabah Bank Jatim Pasuruan yang mendadak kehilangan jutaan saldo tabungannya, tampaknya semakin rumit. Hal itu dikarenakan dua pihak bank yakni Bank Jatim Pasuruan sebagai bank pengampu nasabah dan BNI sebagai pemilik mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) saling lempar tanggungjawab.
Sejumlah nasabah yang didominasi kalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pasuruan yang saldonya mendadak raib sejak 1 Agustus 2021 lalu, sampai sekarang tidak mendapatkan jawaban memuaskan.
P salah satu korban mengatakan pada wartawan media ini bahwa telah melaporkan kasus ini ke Customer Bank Jatim Pasuruan, namun tidak ada jawaban dari pihak bank tersebut.
"Belum ada kabar bahwa uang saya bakal kembali. Saya dan keluarga juga tidak berharap banyak. Kami simpan uang di bank agar aman, ini malah uang kami hilang," ujar P, Jumat 13 Agustus 2021.
Padahal, uang tersebut adalah simpanan yang dibuat untuk kebutuhan mendesak dan darurat. Ditanya apakah akan melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian? P mengaku dirinya memilih pasrah atas musibah yang menimpa dirinya. Dia hanya berharap kedepannya kedua bank (Bank Jatim dan BNI) sama-sama lebih berhati-hati.
"Tidak ada keinginan melapor ke polisi, biar saja. Yang penting kedepannya jangan sampai terulang. Entah ini yang salah pihak bank yang mana. Yang jelas kami ingin menyimpan uang agar aman malah uangnya hilang bukan kami yang mengambil," imbuhnya.
P tidak sendirian. Ada sederet korban lain yang juga mengaku saldonya raib mendadak setelah terakhir tarik tunai di mesin ATM bank lain (BNI) yang terdeteksi di Jalan Sultan Agung dan sekitar kawasan Sidogiri Pasuruan.
Semua nasabah yang menjadi korban raibnya saldo tabungan Bank Jatim masih berharap uangnya bisa kembali. Apalagi jika memang ini adalah skimming atau kriminal pencurian uang lewat pembobolan data nasabah.
Kata BNI dan Bank Jatim Pasuruan
Sementara itu, pihak Bank Jatim Pasuruan dan BNI Pasuruan seolah saling lepas tanggungjawab atas peristiwa yang dialami para korban-korban tersebut.
Pimpinan Cabang BNI 46 Pasuruan Rinto Indra Irawan saat dikonfirmasi ulang pada Jumat, 13 Agustus 2021, tidak banyak bicara. Dia malah melemparkan untuk meminta konfirmasi pada stafnya. "Saya kebetulan masih di luar kota, sedang cuti. Mungkin bisa ke Pak Hartono," ujar Rinto.
Pihak Bank Jatim Pasuruan juga kekeh bahwa peristiwa tersebut justru menjadikan pihaknya sebagai korban. "Dalam peristiwa ini kami Bank Jatim dan nasabah yang saldonya raib adalah korban," tegas Pimpinan Bank Jatim Pasuruan Deddy Adjie Wijaya.
Menurut Deddy, pihaknya sendiri sudah koordinasi dengan kepolisian. Namun, untuk melanjutkan proses hukum harus para nasabah yang menjadi korban yang melaporkan kasus tersebut. Hal ini yang menyulitkan pihaknya untuk mengusut kasus yang dinilai sangat merugikan reputasi Bank Jatim.
"Dari laporan korban peristiwa tersebut terjadi ketika setelah tarik tunai terakhir di mesin ATM bank lain ya. Bukan di mesin ATM Bank Jatim. Kami pun sudah cek internal kami khawatir itu ada user yang nakal. Tapi klir internal kami tidak ada," jelas Deddy.
Sebagaimana diketahui bahwa sejumlah nasabah Bank Jatim Pasuruan mengaku saldonya raib mendadak. Padahal tidak melakukan tarik tunai. Nilai kehilangannya pun beragam. ada yang kehilangan 7 juta, 15 juta, dan lebih 20 jutaan.
Advertisement