Jusuf Kalla: Masjid Tidak Batasi Umat Muslim yang Akan Beribadah
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla menegaskan, bahwa masjid milik Allah. Sehingga setiap muslim boleh beribadah di dalamnya.
Tidak ada perbedaan bagi umat muslim yang akan salat, tak peduli dari partai A atau partai B, pendukung Jokowi maupun Prabowo. "Di hadapan Allah semua manusia sama, yang memberbedakan hanya keimanannya," kata Jusuf Kalla kepada wartawan di Masjid Agung Sunda Kelapa, Sabtu 16 Februari 2019.
Meskipun madjid tidak membeda-bedakan latar belakang umat Islam yang akan salat, tapi Jusuf Kalla mengingatkan, masuk masjid ada aturannya, demi ketertiban dan kesucian 'rumah' Allah tersebut. "Masjid tidak boleh untuk kegiatan politik praktis, menebar kebencian dan kebohongan," kata Wakil Presiden tersebut.
Menyinggung soal polemik larangan Prabowo salat di Masjid Kauman Semarang, JK mengatakan, itu hanya karena miskomunikasi. Miskomunikasi antara takmir masjid dengan pihak Prabowo, kemudian diolah dan digoreng sedemikian rupa, sehingga memunculkan persepsi seakan-akan Prabowo tidak boleh salat Jumat di Masjid Kauman. "Buktinya Pak Prabowo tetap salat Jumat di Masjid Kauman Semarang, dan tidak ada masalah apa apa," kata JK.
Sementara itu, Imam Besar Madjid Istiqlal, Nasarudin Umar, minta semua pihak menjaga kesucian masjid. Masjid jangan ditarik-tarik ke ranah politik praktis. Dia meminta, supaya semua orang yang akan beribadah di masjid melepaskan atribut politik dan kepentingan duniawi untuk beribadalah karena Allah.
"Allah maha mengetahui apa yang kalian perbuat, dan yang kalian sembunyikan di dasar laut yang paling dalam sekalipun," pesan Imam Besar Masjid Istiqlal.
Ia juga meminta agar polemik soal takmir Masjid Kauman Semarang dengan pihak Prabowo segera diakhiri. Masyarakat juga diharapkan menjauhi prasangka buruk pada orang yang akan beribadah di masjid Allah.
Ibadah salat Jumat capres Prabowo Subianto di Masjid Agung Semarang atau Masjid Kauman menjadi perbincangan dua kutub politik di Pilpres 2019. Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi dan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo saling melempar serangan mengenai topik tersebut.
Saling serang antar timses itu bermula dari isu penolakan dari Takmir Masjid terkait rencana Salat Jumat Prabowo di Masjid Agung Semarang. Alasannya salat Jumat Prabowo itu dinilai mempolitisir ibadah dan memakai masjid untuk kepentingan politik. Politisasi itu dapat dilihat dari upaya menyebar pamflet ke masyarakat agar ikut salat Jumat bersama Prabowo Subianto di masjid tersebut.
Namun hal itu dibantah oleh Ketua Takmir Masjid Agung Semarang, KH Hanief Ismail. Ia mengaku tidak melarang Prabowo, hanya keberatan karena adanya pamflet yang dipasang di sekitar Masjid Kauman.
BPN Prabowo juga sudah menegaskan, mereka tidak mencetak pamflet ajakan salat Jumat bareng Prabowo di Masjid Agung Kauman Semarang. BPN mencurigai adanya operasi politik yang dilakukan pihak lain. (asm)