Wapres: Jadikan Sampah Sebagai Kawan
Surabaya: Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mengajak semua lapisan masyarakat untuk bertanggung jawab terhadap sampah yang ditimbulkan dari aktivitas masing-masing, mulai dari rumah tangga hingga industri. Pesan itu disampaikan Jusuf Kalla dalam peringatan Hari Peduli Sampah Nasional di Pantai Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (28/2).
"Karena sampah hasil dari masyarakat, maka masyarakat harus juga ikut menyelesaikannya. Minimal ikut mengurangi," kata Jusuf Kalla.
Acara itu juga dihadiri menteri kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, Menteri Koperasi Puspa Yoga, Menteri Pemberdayaan Perempuan Yohana Yambesi, Gubernur Jatim Sukarwo serta walikota Surabaya Tri Risma Harini.
Lebih lanjut Wapres menjelaskan bahwa tidak mungkin untuk menghilangkan sampah. Yang paling mungkin hanyalah mengurangi atau mengolahnya agar bermanfaat.
"Sampah bisa kita lihat sebagai kawan atau lawan. Bermanfaat atau berbahaya," kata Wapres.
Dalam kesempatan itu Wapres juga meminta pemda-pemda bisa mewajibkan para pedagang kaki lima dan masyarakat membersihkan sampah di sekitar lapak atau rumahnya. Dengan demikian lingkungan akan bersih dan ringan melakukannya.
"Tidak bisa pengelolaan sampah hanya dibebankan kepada Pemda. Masyarakat juga punya tanggungjawab," tukas Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla mengingatkan kembali tentang peringatan hari peduli sampah diilhami oleh terjadinya bencana yang menelan 157 korban manusia yang meninggal akibat salah kelola tempat pembuangan sampah di Leuwigajah, Jawa Barat, pada 21 Februari 2005 lalu.
"Jadi hari peduli sampah ini sebagai pengingat agar tidak terjadi lagi peristiwa serupa akibat salah kelola sampah yang mengakibatkan korban kemanusiaan," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam pidatonya.
Menurutnya, sampah merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari dan tidak mungkin membersihkan 100 persen. Sampah, kata Jusuf Kalla, juga berubah jenisnya dari waktu ke waktu.
Semakin berkembangnya industri dan meningkatnya aktivitas atau kesibukan manusia juga beriringan dengan sampah yang ditimbulkannya. "Karena menjadi bagian dari kehidupan, maka perlu juga upaya bagaimana mengubah perilaku dan cara kita mengatasinya," ujarnya. (frd)
Advertisement