Jurus Pakar di Surabaya agar Varian MU Tak Masuk Indonesia
Ketua Perhimpunan Pengendalian Infeksi (Perdalin) Surabaya, Dewan Pakar Satgas Covid-19 Jatim, dokter Agung Dwi Wahyu Widodo menyampaikan, varian baru Covid-19, yakni varian MU memiliki kategori yang berbeda dari varian Delta. Ia juga membagikan sejumlah tips mencegah varian MU masuk Indonesia.
"Kalau kami melihat pembagian WHO saat ini, varian Delta masuk ke dalam varian of concern. Sedangkan MU masuk ke dalam varian of interest. Jadi berbeda penggolongannya. Kalau varian of concern ini menyebar lebih luas dibandingkan varian of interest (VOI)," ujar Dewan Pakar Satgas Covid-19 Jatim, Ahli Mikrobiologi Klinik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soetomo Surabaya.
Menurutnya, bisa dibilang varian MU tidak terlalu berbahaya dibandingkan varian Delta. Meski demikian, ia tetap mengimbau pemerintah dan masyarakat agar melakukan antisipasi.
"Dari pemerintah, antisipasi dapat dilakukan ialah melakukan karantina bagi PMI atau WNA yang masuk ke Indonesia. Karantina bagi PMI dan WNA itu disesuaikan dengan berapa lama mereka dikarantina. Apakah 14 hari seperti standar yang digunakan negara lain," terangnya.
Dengan adanya karantina dan swab PCR, ungkap dokter Agung akan diketahui mereka (PMI atau WNA) membawa virus atau tidak. Apabila masih mencurigakan bisa melakukan Whole Genome Sequencing (WGS) untuk mendeteksi keberadaan virus varian baru.
Adapun masa karantina yang ideal, dokter Agung menjelaskan, bisa menyesuaikan masa inkubasi virus. Ada masa inkubasi pendek selama 5 hari dan panjang 14 hari. "Menentukan kapan karantina ini dilakukan, harusnya kita perhatikan dengan baik. Karena kalau tidak, salah mengambil keputusan, mereka bisa lolos dan membahayakan kita semua," paparnya.
Tambahnya, untuk masyarakat antisipasi yang bisa dilakukan adalah waspada dan meningkatkan kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan. "Tapi untuk saat ini yang punya kendali adalah pemerintah, karena yang punya kebijakan atau policy untuk pengendalian wabah dan mitigasi," tandasnya.
Ia juga menyebut belum mendapatkan laporan adanya varian MU masuk ke Indonesia, hingga saat ini. Harapan saya tidak masuk ke Indonesia, untuk itu antisipasi perlu ditingkatkan," imbuhnya.
Advertisement