Jurus Bagi Petani Blitar Waspadai Siklus Ledakan Hama Wereng
Gerakan Petani Nusantara (GPN) bekerjasama dengan Koalisi Rakyat Untuk kedaulatan Pangan (KRKP) Tani Centre IPB, dan Klinik Tanaman IPB akan melakukan gerakan Persemaian Sehat, Persawahan Selamat bagi sejumlah petani di tiga provinsi, termasuk petani Blitar di Jawa Timur.
Gerakan tersebut disampaikan dalam acara "Launching Antisipasi Cuaca dan Hama Penyakit tanaman padi Musim Tanam I" yang diselenggarakan oleh petani GPN melalui Zoom Meeting Jumat 12 November 2021.
Hadir dalam Zoom, para Pakar IPB, Hermanu Triwidodo, Suryo Wiyono, Widodo , memberikan pandangannya. Zoom bertujuan mengantisipasi fenomena Lanina dan Elnino yang berpotensi terhadap tumbuhnya Organisasi Pengganggu Tanaman (OPT) dan terjadi setiap siklus lima tahunan. OPT berupa ledakan hama wereng batang coklat yang diperkirakan terjadi di musim tanam padi tahun 2021 - 2022.
Fenomena ledakan hama wereng tersebut telah terjadi pada tahun 1974 -75, tahun 1986, tahun 1998, tahun 2011, tahun 2017. Gejala serangan wereng tersebut disebutnya dengan haperbun yang bisa menyebabkan terjadinya fuso.
Hal tersebut ditandai dengan tanaman padi dalam waktu yang cepat mengalami seperti terbakar batangnya. Berdasarkan pengalaman di tahun-tahun tersebut, ledakan wereng terjadi karena adannya kemarau basah.
Suryo Wiyono memperkirakan fenomena Lanina akan terjadi sampai dengan bulan Februari 2022. "Mengacu pengalaman ledakan wereng pada tahun 2017 telah terjadi ledakan OPT wereng batang coklat seluas 500 000 ha, dengan penurunan panen 2.08 juta ton setara dengan kerugian petani mencapai Rp 14 triliun," kata Suryo Wiyono, Ketua GPN.
Suryo menyebut ada lima penyebab yang memicu terjadinya ledakan hama wereng batang coklat. Antara lain, curah hujan yang tinggi dengan cuaca panas menyebabkan mudah berkembang biaknya wereng.
Kedua ekosistem tanaman padi yang tidak sehat, miskin bahan organik karena penggunaan pestisida dan herbisida yang berlebihan. Selanjutnya, penanaman varietas peka dan tidak tahan intrinsik.
Keempat, pemupukan tidak berimbang, di mana terlalu banyak mengandung unsur N dan kurang penggunaan unsur K dalam pemupukan. Sebab terakhir adalah kandungan organik kurang satu persen.
Ia lantas mengajak semua komponen organisasi petani pun para pengambil kebijakan untuk bergotong royong melalui restrukturisasi pengelolaan agroekosistem untuk mengoptimalkan agroekologi, untuk mengantisipasi ledakan hama wereng.
Gerakan semacam ini ditujukan untuk membantu negara di dalam mengantisipasi ledakan hama wereng melalui cara preventif untuk menekan populasi hama wereng batang coklat, mengingat dampak kerugian yang akan dialami oleh petani.
Rencana target sasaran aksi gerakan sementara akan dipusatkan di tiga provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, meliputi Kabupaten Subang, Kabupaten Indramayu, Tegal, Klaten, Bojonegoro dan Kabupaten Blitar.
Sejumlah cara yang akan digunakan agar ledakan hama wereng tidak terjadi. Antara lain, restorasi keanekaragaman agen hayati dengan introduksi. Kemudian pengendalian Penggerek batang dengan pengumpulan kelompok telur. "Pengumpulan kelompok telur penggerek batang bisa menekan berkembang biaknya OPT pada tanaman padi," kata Hermanu Triwidodo.
Hermanu bercerita, jika kelompok telur itu dibiarkan berkembang biak, petani bisa mengalami kegagalan panen mencapai 40 - 45 persen dari potensi produksi padi. Pihaknya akan mengampanyekan berbagai cara untuk mengurangi risiko ledakan hama wereng batang coklat.
Di tempat - tempat yang menjadi target sasaran gerakan, Suryo Wiyono mengatakan, Gerakan Petani Nusantara (GPN), Koalisi Rakyat Untuk kedaulatan Pangan (KRKP) Tani Centre IPB, dan Klinik Tanaman IPB, akan memproduksi agen hayati yang biangnya diperoleh dari klinik tanaman IPB dan laboratorium pengamatan dari kementerian pertanian. Selain itu empat lembaga tersebut mendorong para petani untuk menggunakan agen hayat.