Jurnalis Dilecehkan, Pemimpin Redaksi Dituduh Lindungi Pelaku
Netizen sedang ramai membicarakan pengakuan kekerasan seksual yang dialami seorang jurnalis perempuan, di dalam ruang redaksi. Di dalam utas di Twitter, korban menyebut pemimpin redaksi medianya, justru melindungi pelaku pencabulan.
Viral di Twitter
Kisah jurnalis yang jadi korban tindakan cabul dari atasannya, viral di media sosial. Akun @irenzz melaporkan kekerasan seksual yang dialaminya sekitar 6 tahun lalu.
"2015 saya menjadi reporter di Geotimes, pelecehan verbal dilakukan oleh Zahari, manajer distribusi. Saya masih mampu menegur secara keras kelakuannya," cuit akun Irine, dilihat pada Kamis 3 Februari 2022.
Dalam utasnya, ia melanjutkan jika pelaku juga berupaya memerkosanya ketika korban berada di dalam ruangan pelaku untuk urusan administrasi kantor. "Lalu saya ditarik dan dia mencoba melakukan perkosaan di ruangannya siang hari," cuitnya.
Korban berhasil lari dan pelaku mengejar korban di dalam ruang redaksi, dengan disaksikan banyak pegawai lainnya. Saat itu, bahkan korban sempat ditarik rambutnya, oleh pelaku.
Setelah itu, korban melaporkan kejadian yang menimpanya kepada sejumlah atasannya, di antaranya Pemimpin Redaksi Farid Gaban, aktivis dan jurnalis yang belakangan sedang menyiapkan ekspedisi Indonesia Baru.
Sebab tak ada tindakan dari kantornya, korban lantas mengadukan kepada AJI Jakarta dan LBH Pers Jakarta. Mereka pun melakukan advokasi dan berupaya menemui Farid Gaban di kantor tempat pelaku bekerja.
Namun ketika rombongan advokasi datang, korban menyebut Farid Gaban melakukan tindakan buruk. "Yang terhormat Pemred saya @faridgaban, mengusir pendamping saya @AJI_JAKARTA dan @lbhpersjakarta, dan berteriak jika kasus ini saya lanjutkan, dia akan hancurkan karir saya," cuit Irene.
Di akhir utasnya, korban yang telah keluar dari Geotimes, kemudian menyampaikan pertanyaan terkait indikasi jika Farid Gaban selaku pemimpin redaksinya kala itu, melindungi pelaku. "Apakah yang @faridgaban lakukan bukan termasuk melindungi pelaku kekerasan seksual?," cuitnya.
Klarifikasi Farid Gaban
Atas tuduhan itu, Farid Gaban pun telah memberikan klarifikasi lewat utasnya di Twitter. Ia mengakui jika ia telah menerima laporan percobaan perkosaan dari Irene Wardhanie. Namun Farid Gaban menyebut menerima pengakuan berbeda dari korban dan juga pelaku.
Ia pun meminta tim independen untuk memverifikasi dua kesaksian berbeda. Saat itu, korban mengusulkan Yayasan Pulih sebagai tim independennya. Enam tahun berlalu, Farid Gaban mengaku tak pernah menerima rekomendasi dari Yayasan Pulih.
Farid Gaban kemudian menyangkal tuduhan Irene terkait ancaman akan menghancurkan karir korban, bila melapor. "Saya tidak pernah bertemu dengan tim/delegasi AJI/LBH Pers, tidak pernah tahu kedatangan mereka dan tidak diberitahu. Bagaimana bisa saya mengusir? Saya bersedia diperiksa untuk kesaksian krusial ini," cuitnya.
Soal saya disebut "mengancam Irine akan menghancurkan karirnya", saya bersumpah: tidak pernah mengatakan itu.
— Farid Gaban (@faridgaban) February 2, 2022
Saya bersedia dites poligraph.
Pernyataan AJI Jakarta
Soal kekerasan seksual yang dialami jurnalis Geotimes, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta , juga memberikan pernyataan tertulis yang diunggah di dalam blognya. AJI Jakarta membenarkan jika mereka menerima laporan kekerasan seksual dari jurnalis Geotimes, dan memberikan pendampingan kepada korban, pada November 2015 lalu.
AJI Jakarta pun membenarkan jika mereka bersama korban dan LBH Pers, datang ke kantor Geotimes di Menteng, Jakarta Pusat. Namun pihak manajemen redaksi yang saat itu berada di kantor, tak kunjung menemui AJI Jakarta bersama LBH Pers dan korban.
"Kami sangat menyayangkan kejadian yang menimpa korban. Siapa pun bisa menjadi korban dan dalam hal ini, perempuan jelas belum mendapatkan ruang yang aman dan nyaman bahkan di lingkungan kantornya sendiri," kata pernyataan tertulis AJI Jakarta, yang dirilis pada Rabu 2 Februari 2022.