Junta Militer Myanmar Mengganas, Puluhan Jurnalis pun Ditangkap
Pemerintah Junta Militer Myanmar makin mengganas. Penguasa kudeta militer itu, turut menangkap para jurnalis atas kejadian rusuhnya kudeta militer Myanmar.
Dikabarkan jika per Jumat 19 Maret 2021 malam, militer Myanmar telah menangkap 40 jurnalis. Demikian dikutip dari Channel News Asia.
Jurnalis yang ditangkap diantaranya adalah jurnalis Mizzima News bernama Than Htike Aung serta jurnalis BBC Burma bernama Aung Thura. Mereka ditangkap oleh polisi berpakaian sipil di luar gedung Pengadilan Negeri Naypyidaw.
"BBC sungguh-sungguh memperhatikan keselamatan staf kami di Myanmar dan kami berusaha sebaik mungkin untuk menemukan Aung Thura. Kami sudah mengontak otoritas setempat untuk mengetahui lokasi dan kondisinya," ujar BBC Burma dalam keterangan persnya, Sabtu 20 Maret 2021.
Untuk diketahui, para penentang kudeta Myanmar merencanakan protes lebih banyak pada hari Sabtu 20 Maret 2021 di saat tekanan internasional terhadap junta militer untuk menghentikan penindasannya terhadap pendukung pro-demokrasi meningkat.
Sementara tetangga-tetangganya di Asia bergabung dengan negara-negara Barat mengutuk penggunaan kekuatan mematikan.
Dua orang tewas ketika tentara melepaskan tembakan semalam di kota pertambangan ruby utara Mogok, menurut portal berita Myanmar Now. Korban ini membuat jumlah korban tewas sejak kudeta 1 Februari menjadi 237, menurut penghitungan kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.
Pertumpahan darah belum meredakan kemarahan atas penggulingan pemerintah terpilih dan penahanan pemimpinnya, Aung San Suu Kyi, meskipun beberapa penyelenggara protes mengatakan mereka harus menyesuaikan taktik mereka, seperti dikutip dari Reuters.
"Kami memprotes di mana tidak ada polisi atau militer, kemudian ketika kami mendengar mereka datang, kami segera bubar," kata juru kampanye Kyaw Min Htike kepada Reuters dari kota selatan Dawei.